pola pembelajaran ta'lim BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
            Model pembelajaran adalah perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutolial. Model pembelajaran mengaju pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembeljaran. Dan pengelolahan kelas Arends. Hal ini sesuai dengan pendapat joyce bahwa” Each Model Guide Us As We Design Instruction To Help Students Achieve Varios Objective”. Maksud kutipan tersebut adalah bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.[1]
            Pembelajaran merupakan proses belajar, hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat guru, suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran, dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah  hasil yang dapat diukir, seperti tertuang dalam angka rapot, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.
Berbicara tentang pola pembelajaran tidak lepas dengan yang namanya strategi pembelajaran yang mana satrategi[2] didalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu  tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari segi kuantitasnya maupun kualitasny, misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya, dan lain sebagainya. Selanjutnya ia juga akan mengumpulkan informasi kekuatan tentang lawan, baik jumlah prarajuritnya maupun keadaan persenjataanya. Setelah semuanya diketahui baru ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan taknik peperangan, maupun waktu yang pas untuk melakukan suatu serangan dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik ke dalam maupun ke luar.
Kemp[3] menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil pembelajaran pada siswa.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka pembelajaran kontekstual di desa Ganjaran yang identik dengan desa santri di desa Ganjaran terdiri dari delapan belas pesantren, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sipus Suhri selaku mutin dan juga hasil pendataan pondok pesantren yang ada di Desa Ganjaran Gondanglegi Malang,[4] dan di setiap pondok pesantren juga diajarkan kitab klasik seperti kitab ta’lῑm muta’allῑn yang peneliti kaji pada saat ini, tujuan dari setiap pesantren yang ada di desa Ganjaran untuk mempelajari kitab ta’lῑm muta’allῑm kepada santri untuk menerapkan nilai-nilai etika dalam berinteraksi di lingkungan pesantren maupun di lingkunggan sosial yang mereka lakukan.
Sistem nilai-nilai[5] etika pembelajaran yang digunakan dikalangan pesantren adalah yang berakar dalam agama Islam. Tetapi tidak semua yang berakar dalam agama itu dipakai oleh mereka. Kalangan pesantren sendiri, memakai sistem nilai yang dipakainya itu dengan ungkapan “ahlu sunnah wal jama’ah”. Meskipun menamakan ahlu sunnah tetapi kaum santri tidak banyak yang menyadari adanya golongan-golongan lain diluar mereka yang harus mereka perhatikan dan mereka jauhi dikalangan pesantren maupun lingkungan sosial yang akan mereka hadapi sekarang dan masa yang akan datang.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh pengurus Pondok Pesantren RU I, IV dan V, pola pembelajaran yang digunakan dipondok pesantren Gajaran Gondanglegi Malang tetap sama memakai metode yang dulu, di sini ada letak berbedaan antara guru yang sekarang dengan guru yang dulu yang mengakibatkan mereka kurang merealisasikan apa-apa yang ada di dalam pembelajaran ta’lῑm dimasa sekarang diantaranya ada anggapan bahwa[6] : karena perbedaan zaman sekarang dengan yang dulu, perbedaan guru yang sekarang dengan guru yang dulu, dikarnakan seumuran, karna penyesuaian tradisi yang ada dizaman sekarang. Di dalam kitab ta’lῑm ada syarat-syarat tentang pemilihan ilmu, contohnya pelajarilah ilmu lama dan hindarilah ilmu-ilmu yang baru. Para ulama berkata : “pelajarilah ilmu-ilmu lama dan hindarilah ilmu-ilmu yang baru. Tetapi realitanya dizaman moderenisasi yang sekarang ini banyak ilmu yang dipelajari oleh santri di antaranya ilmu umum, ilmu komputer, semata-mata untuk penyesuaian dengan masa yang sekarang ini. Dari contoh tersebut sudah jelas bahwa selain beberapa anggapan di atas tadi yang sangat menonjol yang mengakibatkan kurangnya santri dalam berinteraksi tidak mengikuti tatanan yang ada di dalam kitab ta’lῑm ialah era moderenisasi yang ada pada saat ini. Realita yang ada di pesantren sudah tidak banyak lagi santri memakai kitab ta’lῑm muta’llῑm dalam berinterasksi kepada sesama teman maupun sama gurunya sekalipun, padahal didalam kitab ta’lῑm muta’llῑm sudah dijelaskan tata cara berinteraksi keapada sesama teman maupun kepada guru sekalipun. Namun nilai-nilai etika dalam kitab ta’lῑm muta’llῑm sudah jarang direalisasikan dipesantren saat ini. Dari itu, penting kiranya pola pembelajaran ta’lῑm muta’llῑm dan nilai-nilai etika belajar di pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang ini untuk di teliti.
Selain hal di atas, KH. Qosim Bukhori juga mengatakan bahwa desa Ganjaran adalah merupakan desa mercusuar ilmu di Malang Selatan[7]. Apa yang diungkapkan oleh pendiri pondok pesantren Raudlatul ulum 2 Putukrejo itu tidak berlebihan, sebab di Desa Ganjaran tumbuh banyak pesantren yang tidak dimiliki oleh desa lain di kawasan Gondanglegi atau bahkan di daerah Malang Selatan. Di Desa Ganjaran juga terdapat para ulama’ atau kiyai sebagai pelopor pondok pesantren yang ada di desa Ganjaran Gondanglegi Malang. Mayoritas masyarakat Desa Ganjaran adalah orang-orang  Nahdiyyin atau Nadlatul Ulama. oleh karena itu, sanggat mengherankan ketika sebagian besar santri pondok pesantren Ganjaran dalam berinteraksi sosial muncul indikasi prilaku mereka mulai menjauh dari aturan-aturan normatif yang ada didalam kitab ta’lῑm muta’llῑm lebih-lebih tidak mengfungsikan pembelajaran kitab ta’lῑm muta’allῑn di dalam pondok pesantren yang ada di Desa Ganjaran Gondanglegi Malang.
Kitab Ta’lῑm Muta’llῑm adalah kitab yang paling relevan untuk diajarkan dalam pondok pesantren dan patut untuk ditel’ah ulang untuk dijadikan acuan dalam beberapa aspek dalam pondok pesantren. Di antaranya :  kitab ta’lῑm bisa menjadi acuan dalam sistem pembelajaran di pondok pesantren, kitab ta’lῑm tersebut juga bisa mempengaruhi paradigma pemikiran sebagian besar umat Islam yang mengenyam pendidikan madrasah dan pondok pesantren. Faktanya, kitab ta’lῑm juga masih eksis keberadaannya dan bahkan masih menjadi pegangan kuat untuk dipelajari pondok pesantren. Maka dari itu, jangan sampai pembelajaran kitab ta’lim muta’lim hilang atau sampai tidak relevan lagi untuk diajarkan di pondok pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang.
Pemilihan objek penelitian ini karena dilandaskan oleh beberapa alasan. Pertama, peneliti memandang bahwa model pembelajaran memiliki peranan penting bagi seorang guru untuk menciptakan suatu kelas yang kondusif karena pada dasarnya model pembelajaran itu memang semestinya harus di perhitungkan oleh seorang guru sebelum memulai proses belajar mengajar. Kedua, pelajaran kitab ta’lῑml muta’alῑm ini adalah mata pelajaran yang menata tata cara berinteraksi baik itu pada sesama teman maupun interaksi antar guru dan siswa, dan mata pelajaran ini juga memberikan pembelajaran tentang nilai-nilai keagamaan yang bisa membimbing siswa dalam hal agama dan dalam hal bertingkah laku.
 Alasan pemilihan obyek lokasi penelitian yang bertempatkan di Pondok Pesantren RU I, IV dan V Ganjaran Gondanglegi Malang ini adalah  peneliti beranggapan bahwa pondok pesantren tersebut adalah pondok pesantren tertua selain pondok pesantren yang lainnya dengan catatan bahwa pondok pesantren tersebut telah memiliki banyak alumni yang tak jarang sudah memiliki lembaga sendiri. Dan ketiga pondok pesantren ini juga merupakan pondok pesantren yang masih tetap menggunakan kitab ta’lῑm muta’alῑm dalam proses belajar mengajar meskipun nilai-nilai yang ada didalam kitab ini sudah jarang di praktekkan oleh sebagian santri.
Mengapa demikian, karena ada anggapan bahwa kitab ta’lῑm muta’llῑm pada saat ini sudah bisa dikatakan tidak relevan lagi dieara zaman moderen ini. Hal ini yang menarik dan penting (signifikan) untuk dikaji dalam penelitian skripsi tentang Pola Pembelajaran Ta’lim Muta’allim dan Implementasi Nilai-Nilai Etika Belajar di Pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang”

B.  Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat penulis sajikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.  Bagaimana pola pembelajaran etika belajar dalam kitab ta’lῑm muta’allῑm di pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang?
2.  Bagaimana implementasi nilai-nilai etika belajar dalam kitab ta’lῑm muta’llῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang?

C.  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi berdasarkan fakta dan data yang benar serta dapat di percaya yaitu:
1.         Untuk mengetahui pola pembelajaran etika belajar dalam kitab ta’lῑm muta’allῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang.
2.         Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai etika belajara dalam kitab ta’lῑm muta’llῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang.

D.       Kegunaan Penelitian
1.      Kegunaan ilmiah
a.       Penelitian ini di harapkan bisa memberi sumbangsi ke ilmuan khususnya pada sosiologi pendidikan islam sebagai rial dalam melaksanakan sistem atau pola pembelajaran konsep islam.
b.       Memberikan sumbangan bagi perkembangan khasanah ilmu pengetahuan, terutama bagi kemajuan ilmu pendidikan, khususnya menyangkut pendidikan yang menyangkut tingkah laku santri yang belum begitu di lakukan secara proposional, khususnya di indonesia
2. Kegunaan Praktis
a.       Menambah pembendaharaan refernsi di perpustakaan Fakultas Tarbiyah, juga menjadi sumber referensi bagi jurusan Pendidikan Agama Islam yang akan meneliti lebih lanjut mengenai pola pembelajaran.
b.      Memberikan masukan bagi para pakar di bidang pendidikan mengenai keunggulan dan originalitas Pola Pembelajaran, yang nantinya di harapkan dapat di transfer kedalam dunia pendidikan
E.  Peneliti Terdahulu
Setelah peneliti telusuri, belum ada penelitian yang secara khusus mengungkap pergulatan. Pola Pembelajaran Ta’lῑm Muta’allῑm dan Implementasi Nilai-Nilai Etika Belajar di Pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang. Namun, beberapa penelitian berikut ini penting untuk diuraikan.
1.         Terkait dengan pola pembelajaran Zakiyah (2011).[8] Meneliti tentang. Pola interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love in pesantren” karya Shachree M. Daroini. Yang memaparkan tentang, bagai mana pola interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love in pesantren” karya Shachree M. Daroini dan apa saja hal-hal yang kurang relevan terkait pola interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love in pesantren” karya Shachree M. Daroini.
2.         Terkai dengan implementasi Masruri (2009).[9] Meneliti tentang, implemetasi transparansi peningkatan mutu pendidikan menggunakan menejmen berbasis sekolah (MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo Gondanglegi Malang. Yang memaparkan tentang, bagaimana implementasi transparansi peningkatan mutu pendidikan menggunakan menejmen berbasis sekolah (MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo Gondanglegi Malang dan apa faktor-faktor pendudkung dang penghambat dalam. implementasi transparansi peningkatan mutu pendidikan menggunakan menejmen berbasis sekolah (MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo Gondanglegi Malang.
3.         Terkait dengan implementasi Mahrus Effendy (2013).[10] Meneliti tentang, implementasi mengajar variatif untuk meningkatkan hasil belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang. Yang memaparkan tentang, bagaimana hasil belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang setelah diterapkanya metode belajar variatif dan apakah metode variatif bisa meningkatkan hasil belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang tahun pelajaran 2012/2013.
Dari paparan penelitian terdahulu di atas, maka posisi penelitian ini menjadi jelas. Penelitian 1 lebih fokus kepada pola interaksi guru dan murit serta hal-hal yang kurang relevan terkai pola interaksi guru dan murid. Peneliti yang 2 fokus kepada implementasi tranparansi peningkatan mutu pendidikan dan faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi transparansi peningkatan mutu pendidikan, peneliti yang 3 fokus kepada pemehaman biografi Kholifah Umar Bin Abdul aziz dan pengunaan metode variatif. Berbeda dengan peneliti sekarang yang fokos pada pola pembelajaran etika belajar dalam kitab ta’lῑm muta’allῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang dan implementasi nilai-nilai etika belajar dalam kitab ta’lῑm muta’llῑm di pesantren Gongdanglegi Malang.

F.   Kerangka Teori
            Pola adalah cara atau strategi dalam pembelajaran sebagai mana pendapat Skinner pembelajaran adalah suatu prilaku[11]. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya dalam belajar ditemukan adanya hal berikut : kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons belajar, respons si pebelajar dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.
            Lebih lanjut, Gagne menjelaskan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks[12]. Hasil belajar berupa kapabilitas, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari sitimulus yang berasal dari lingkungan, dan proses kognetif yang dilakukan pebelajar. dengan demikian, seperangkat proses kognetif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolahan informasi, menjadi kabalitas baru.
Kata pola juga bisa diartikan strategi, metode dan pendekatan[13] pembelajaran terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupaka penjabaran dari pola pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode misalnya, cara yang bagai mana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efesien? Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kundisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
Taktik adalah seseorang dalam melaksanakan teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya, walaupun dua orang sama-sama mengunakan metode ceramah dalam situasi kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukan yang berbeda, misalnya dalam taktik mengunakan ilustrasi atau mengunkan gaya bahasa agar materi yang di sampaikan mudah di pahami.
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang dilakukan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menemukan teknik yang di relevan dengan metode, dan pengunaan teknik itu dalam setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain.
Meskipun secara teoretis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun tidak semua pembelajaran tingkah laku organisme dapat dianggap pemebajaran, sedangkan aktualisati nilai-nilai etika pembelajaran bisa di rasakan oleh siswa denga adanya kebiasaan yang dialami dalam proses belajar, kebiasaan-kebiasaanya akan tampak berubah[14]. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecendrungan respon dengan mengunakan stimulus yang berulang-ulang, dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan prilaku yang tidak diperlukan. karena proses penyusutan/pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
Selain hal diatas didalam kitab ta’lim juga dijelaskan bagai mana cara beraktualisai nilai-nilai etika yang baik dalam berinteraksi dengan sesamanya, ahli ilmu sebaiknya tidak merendahkan (menghinakan) dirinya dengan mengharapkan sesuatu yang tidak semestinya dan menghindari hal-hal yang dapat menghinakan ilmu dan ahli ilmu. Dan orang yang ahli ilmu harus memiliki sikap rendah hati, yaitu sikap antara sombong dan rendah diri serta  bersifat iffah, yaitu menjaga diri dari perbuatan rendah dan dosa[15].
Kata implmentasi didalam kamus bahasa indonisia adalah pelaksanaan[16], sedangkan secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan, implementasi juga diartikan sebagai evaluasi. ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan, implementasi juga adalah sistem rekayasa.
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan[17].
Dari penjelasan diatas seharusnya santri Desa Ganjaran Gondanglegi Malang, biasa melaksanakan atau menerapkan apa-apa yang telah mereka peroleh dari keterangan guru dari penjelasan kitab ta’lim dalam pekerjaan sehari-hari baik berinteraksi kepada guru, sesama teman ataupun ketika besosialisasi dengan masyarakat sekitar yang ada.

G. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian, metode unsur penting dalam menentukan unsur penting dalam menentukan hasil penelitian. Metode dalam penelitian ini meliputi seluruh perkembangan pengetahuan, seluruh rangkayan dari sebuah permulaan hingga kesimpulan ilmiah, baik dari bagian yang khusus maupun yang terdapat keseluruhan bidang dan objek penelitian selanjutnya untuk memfokuskan penelitian yang terkait dengan pola pembembelajaran tentang pendidikan tingkah laku digunakan terhadap penelitian sebagai berikut:

1.    Jenis Penelitian
Penelitian dalam penulisan skripsi ini dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Kualitatif. Penelitian ini menghimpun data teks. Dalam hal ini penulisan mengadakan pengumpulan buku, artikel, data internet maupun jurnal yang memeliki relevansi dengan poko kajian penulis.
Peneliti memakai beberapa metode dalam penelitian kualitatif yang dianggap baik dalam penelitian ini diantaranya:

a.    Metode Interview (Wawancara)
Metode wawancara adalah metode[18] yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau Self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau pada keyakinan pribadi.

b.   Metode Observasi
Metode observasi adalah metode[19] teknik pengumpulan data mempunyai spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Yaitu wawancara dan konsioner. Kalau wawancara dan konsioner selalu brkononikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada oarang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila, penelitian berkenaan dengan. Prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

c.    Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal  atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.[20]
Metode ini digunakan untuk mendapatkan sejarah berdirinya pondok pesantren RU I, IV dan V Ganjaran Gondanglegi Malang, keadaan, struktur organisasi kepengurusan dan daftar guru yang aktif mengajar di pondok pesantren RU I, IV dan V Ganjaran Gondanglegi Malang,  adapun tujuan penulis menggunakan metode ini ialah untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan informasi yang peneliti butuhkan.

H.       Sistematika Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan memudahkan pemahaman terhadap penulisan skripsi ini, maka penulis membagi skripsi ini kedalam lima Bab, yang mana antara Bab yang satu dengan Bab yang lainnya saling terkait satu sama lain.
                        BAB  I  : Pendahuluan Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, yang menjelaskan kenapa penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut, dalam bab ini juga mengemukakan batasan masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, peneliti terdahulu, kerangka teori, Metode Penelitian, dan sistematika penulisan. yang menggambarkan secara garis besar susunan penulisan skripsi ini sehingga mempermudah pembaca yang ingin mengambil manfa’at dari skripsi ini.
BAB  II  : Kajian Pustaka dalam bab ini di tuangkan, pengertian pola pembelajaran, model pembelajaran terpadu, karakteristik pembelajaran terpadu, faktor-faktor yang mepengaruhi belajar, sistem pembelajaran dalam standar proses pembelajaran, mengembangkan kecerdasan ganda dalam kegiatan pembelajaran, pengertian implementasi, sejarahpengarang kitab ta’lῑm, pengertian etika, nilai-nilai etika dalam kitab ta’lῑm  dan pengertian pondok pesantren.
BAB  III  : Metode Penelitian dalam Bab ini menerangkan tentang, pendekatan dan jenis penelitian, penentuan populasi dan sampel, sumber data dan data, teknik pengumpulan data dan teknis analisis data.
BAB IV  : Hasil penelitian Pada bab ini menguraikan gambaran umum objek penelitian, sejarah berdirinya pondok pesantren Raudlatul Ulum I Putra, visi pondok pesantren, misi pondok pesantren, struktur organisasi pondok pesantren Raudlatul UlumI Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, struktur organisasi kelas, sarana dan prasarana pondok pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, kitab-kitab yang diajarkan dalam pondok pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, santri pondok pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, sejarah pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, sejarah singkat pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra, visi pondok pesantren, misi pondok pesantren, struktur organisasi pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, struktur organisasi kelas, sarana dan prasarana pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, kitab-kitab yang diajarkan dalam pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, santri pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang,  sejarah pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Rlum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, sejarah singkat pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra, visi pondok pesantren, misi pondok pesantren, struktur organisasi pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, struktur organisasi kelas, sarana dan prasarana pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, kitab-kitab yang diajarkan dalam pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, santri pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang,  pemeriksaan data, analisis data, bagaimana pola pembelajaran ta’lῑm di pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang dan bagaimana implementasi nilai-nilai etika belajar dalam kitab Ta’lῑm Muta’lῑm di pesantren Ganjran Gondanglegi Malang.
BAB V  : Kesimpulan dan saran di dalam bab ini menguraikan uraian terakhir dari penulisan skripsi ini yang berisi kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang konstruktif yang dapat di gunakan untuk perbaikan dan hubungannya dengan bahasan skripsi ini di masa yang akan datang.



[1] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarata: Prestasi Pustaka 2007) halaman 1
[2] Senjaya, Wina Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : kencana 2011). halaman 125
[3] Ibid. halaman 126
[4] Hasil Wawancara (09 Januari 2014)
[5] Madjid, Nurcholish Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalan, (Jakarta : Paramadina 1997). halaman 31
[6] Muslim, etal,  RU I, IV, dan V Wawancara (08 Januari 2014)
[7] Madarik Yahya, wawancar,. (30 Desember 2013)
[8] Zakiyah, 2011. Pola interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love in pesantren” karya Shachree M. Daroin. Skripsi tidak diterbitkan, Malang : STAI AL-QOLAM
[9] Masruri, 2009. Implementasi transparansi peningkatan mutu pendidikan menggunakan menejmen berbasis sekolah (MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo Gondanglegi Malang. Skripsi tidak diterbitkan, Malang : STAI AL-QOLAM.
[10] Mahrus Effendy, 2013. Implementasi mengajar variatif untuk meningkatkan hasil belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan, Malang : STAI AL-QOLAM.
[11] Dimyati, Mudjiyono. Belajar dan Pembelajaran (jakarta : Rineka Cipta 2009) halaman 9
[12] Ibid halaman 10
[13] Senjaya, Strategi Pembelajaran. halaman 127-128
[14] Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru. (Bandung PT Remaja Rosdakarya Offset 2008). halaman 118
[15] Asrori, Ahmad Ma’ruf. Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu (Surabaya: Pelita Dunia 1996) halaman 19
[16] Tim Penyusun Kamus, “Implementasi”, Kamus Besar Bahasa Indonisia Pusat Bahsa, cetakan II, ( jakarata: pustka ,2008), halaman 529

[17]Halida Kirana, “Pengertian Implementas”, http://cenil19.blogspot.com, (diakses pada Rabu, 12 Mei 2010)

[18] Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta 2011). halaman 137-138
[19] Ibid. halaman 145
[20] Arikunto, Suharsimin, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rinika Cipta), halaman 274
1 Komentar "pola pembelajaran ta'lim BAB I"

Back To Top