BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Model pembelajaran adalah perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutolial. Model pembelajaran mengaju pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembeljaran.
Dan pengelolahan kelas Arends. Hal ini sesuai dengan pendapat joyce bahwa” Each
Model Guide Us As We Design Instruction To Help Students Achieve Varios
Objective”. Maksud kutipan tersebut adalah bahwa setiap model mengarahkan kita
dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran.[1]
Pembelajaran merupakan proses
belajar, hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat guru, suatu pencapaian
tujuan pembelajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental
siswa. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran, dan
dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah
hasil yang dapat diukir, seperti tertuang dalam angka rapot, angka dalam
ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah
terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.
Berbicara tentang
pola pembelajaran tidak lepas dengan yang namanya strategi pembelajaran yang
mana satrategi[2] didalam
dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer
untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur
strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana
kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari segi kuantitasnya maupun
kualitasny, misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan
persenjataan, motivasi pasukannya, dan lain sebagainya. Selanjutnya ia juga
akan mengumpulkan informasi kekuatan tentang lawan, baik jumlah prarajuritnya
maupun keadaan persenjataanya. Setelah semuanya diketahui baru ia akan menyusun
tindakan apa yang harus dilakukannya baik tentang siasat peperangan yang harus
dilakukan, taktik dan taknik peperangan, maupun waktu yang pas untuk melakukan
suatu serangan dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi
perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik ke dalam maupun ke luar.
Kemp[3]
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey juga
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil pembelajaran pada siswa.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, maka pembelajaran
kontekstual di desa
Ganjaran yang identik dengan desa santri di desa Ganjaran terdiri dari delapan
belas pesantren, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sipus Suhri selaku
mutin dan juga hasil pendataan pondok pesantren yang ada di Desa Ganjaran
Gondanglegi Malang,[4] dan di setiap pondok pesantren juga diajarkan
kitab klasik seperti kitab ta’lῑm muta’allῑn yang peneliti kaji pada saat ini,
tujuan dari setiap pesantren yang ada di desa Ganjaran untuk mempelajari kitab
ta’lῑm muta’allῑm kepada santri untuk menerapkan nilai-nilai etika dalam
berinteraksi di lingkungan pesantren maupun di lingkunggan sosial yang mereka
lakukan.
Sistem
nilai-nilai[5]
etika pembelajaran yang digunakan dikalangan pesantren adalah yang berakar
dalam agama Islam. Tetapi tidak semua yang berakar dalam agama itu dipakai oleh
mereka. Kalangan pesantren sendiri, memakai sistem nilai yang dipakainya itu
dengan ungkapan “ahlu sunnah wal jama’ah”. Meskipun menamakan ahlu
sunnah tetapi kaum santri tidak banyak yang menyadari adanya
golongan-golongan lain diluar mereka yang harus mereka perhatikan dan mereka
jauhi dikalangan pesantren maupun lingkungan sosial yang akan mereka hadapi
sekarang dan masa yang akan datang.
Sebagaimana
yang telah diungkapkan oleh pengurus Pondok Pesantren RU I, IV dan V, pola
pembelajaran yang digunakan dipondok pesantren Gajaran Gondanglegi Malang tetap
sama memakai metode yang dulu, di sini ada letak berbedaan antara guru yang
sekarang dengan guru yang dulu yang mengakibatkan mereka kurang merealisasikan
apa-apa yang ada di dalam pembelajaran ta’lῑm dimasa sekarang diantaranya ada
anggapan bahwa[6] : karena
perbedaan zaman sekarang dengan yang dulu, perbedaan guru yang sekarang dengan guru
yang dulu, dikarnakan seumuran, karna penyesuaian tradisi yang ada dizaman sekarang.
Di dalam kitab ta’lῑm ada syarat-syarat tentang pemilihan ilmu, contohnya
pelajarilah ilmu lama dan hindarilah ilmu-ilmu yang baru. Para ulama berkata :
“pelajarilah ilmu-ilmu lama dan hindarilah ilmu-ilmu yang baru. Tetapi
realitanya dizaman moderenisasi yang sekarang ini banyak ilmu yang dipelajari
oleh santri di antaranya ilmu umum, ilmu komputer, semata-mata untuk penyesuaian
dengan masa yang sekarang ini. Dari contoh tersebut sudah jelas bahwa selain
beberapa anggapan di atas tadi yang sangat menonjol yang mengakibatkan kurangnya
santri dalam berinteraksi tidak mengikuti tatanan yang ada di dalam kitab ta’lῑm
ialah era moderenisasi yang ada pada saat ini. Realita yang ada di pesantren
sudah tidak banyak lagi santri memakai kitab ta’lῑm muta’llῑm dalam
berinterasksi kepada sesama teman maupun sama gurunya sekalipun, padahal didalam
kitab ta’lῑm muta’llῑm sudah dijelaskan tata cara berinteraksi keapada sesama
teman maupun kepada guru sekalipun. Namun nilai-nilai etika dalam kitab ta’lῑm
muta’llῑm sudah jarang direalisasikan dipesantren saat ini. Dari itu, penting
kiranya pola pembelajaran ta’lῑm muta’llῑm dan nilai-nilai etika belajar di
pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang ini untuk di teliti.
Selain hal
di atas, KH. Qosim Bukhori juga mengatakan bahwa desa Ganjaran adalah merupakan
desa mercusuar ilmu di Malang Selatan[7].
Apa yang diungkapkan oleh pendiri pondok pesantren Raudlatul ulum 2 Putukrejo itu
tidak berlebihan, sebab di Desa Ganjaran tumbuh banyak pesantren yang tidak dimiliki
oleh desa lain di kawasan Gondanglegi atau bahkan di daerah Malang Selatan. Di Desa
Ganjaran juga terdapat para ulama’ atau kiyai sebagai pelopor pondok pesantren yang
ada di desa Ganjaran Gondanglegi Malang. Mayoritas masyarakat Desa Ganjaran
adalah orang-orang Nahdiyyin atau
Nadlatul Ulama. oleh karena itu, sanggat mengherankan ketika sebagian besar
santri pondok pesantren Ganjaran dalam berinteraksi sosial muncul indikasi
prilaku mereka mulai menjauh dari aturan-aturan normatif yang ada didalam kitab
ta’lῑm muta’llῑm lebih-lebih tidak mengfungsikan pembelajaran kitab ta’lῑm
muta’allῑn di dalam pondok pesantren yang ada di Desa Ganjaran Gondanglegi
Malang.
Kitab
Ta’lῑm Muta’llῑm adalah kitab yang paling relevan untuk diajarkan dalam pondok
pesantren dan patut untuk ditel’ah ulang untuk dijadikan acuan dalam beberapa
aspek dalam pondok pesantren. Di antaranya : kitab ta’lῑm bisa menjadi acuan dalam sistem
pembelajaran di pondok pesantren, kitab ta’lῑm tersebut juga bisa mempengaruhi
paradigma pemikiran sebagian besar umat Islam yang mengenyam pendidikan
madrasah dan pondok pesantren. Faktanya, kitab ta’lῑm juga masih eksis
keberadaannya dan bahkan masih menjadi pegangan kuat untuk dipelajari pondok
pesantren. Maka dari itu, jangan sampai pembelajaran kitab ta’lim muta’lim
hilang atau sampai tidak relevan lagi untuk diajarkan di pondok pesantren
Ganjaran Gondanglegi Malang.
Pemilihan objek penelitian ini karena dilandaskan
oleh beberapa alasan. Pertama, peneliti memandang bahwa model
pembelajaran memiliki peranan penting bagi seorang guru untuk menciptakan suatu
kelas yang kondusif karena pada dasarnya model pembelajaran itu memang
semestinya harus di perhitungkan oleh seorang guru sebelum memulai proses
belajar mengajar. Kedua, pelajaran kitab ta’lῑml muta’alῑm ini adalah
mata pelajaran yang menata tata cara berinteraksi baik itu pada sesama teman
maupun interaksi antar guru dan siswa, dan mata pelajaran ini juga memberikan
pembelajaran tentang nilai-nilai keagamaan yang bisa membimbing siswa dalam hal
agama dan dalam hal bertingkah laku.
Alasan pemilihan obyek lokasi penelitian yang
bertempatkan di Pondok
Pesantren RU I, IV dan V Ganjaran Gondanglegi Malang ini
adalah peneliti beranggapan bahwa pondok
pesantren tersebut adalah pondok pesantren tertua selain pondok pesantren yang
lainnya dengan catatan bahwa pondok pesantren tersebut telah memiliki banyak
alumni yang tak jarang sudah memiliki lembaga sendiri. Dan ketiga pondok
pesantren ini juga merupakan pondok pesantren yang masih tetap menggunakan
kitab ta’lῑm muta’alῑm dalam proses belajar mengajar meskipun nilai-nilai yang
ada didalam kitab ini sudah jarang di praktekkan oleh sebagian santri.
Mengapa
demikian, karena ada anggapan bahwa kitab ta’lῑm muta’llῑm pada saat ini sudah
bisa dikatakan tidak relevan lagi dieara zaman moderen ini. Hal ini yang
menarik dan penting (signifikan) untuk dikaji dalam penelitian skripsi tentang “Pola
Pembelajaran Ta’lim Muta’allim dan Implementasi Nilai-Nilai Etika Belajar di
Pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang diatas dapat penulis sajikan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana pola pembelajaran etika belajar dalam kitab ta’lῑm
muta’allῑm di pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai etika belajar dalam kitab
ta’lῑm muta’llῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi berdasarkan fakta dan
data yang benar serta dapat di percaya yaitu:
1.
Untuk mengetahui pola pembelajaran etika belajar dalam kitab
ta’lῑm muta’allῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang.
2.
Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai etika belajara
dalam kitab ta’lῑm muta’llῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan ilmiah
a. Penelitian ini di harapkan bisa
memberi sumbangsi ke ilmuan khususnya pada sosiologi pendidikan islam sebagai rial
dalam melaksanakan sistem atau pola pembelajaran konsep islam.
b. Memberikan sumbangan bagi perkembangan khasanah ilmu
pengetahuan, terutama bagi kemajuan ilmu pendidikan, khususnya menyangkut
pendidikan yang menyangkut tingkah laku santri yang belum begitu di lakukan
secara proposional, khususnya di indonesia
2. Kegunaan Praktis
a. Menambah pembendaharaan refernsi di
perpustakaan Fakultas Tarbiyah, juga menjadi sumber referensi bagi jurusan
Pendidikan Agama Islam yang akan meneliti lebih lanjut mengenai pola
pembelajaran.
b. Memberikan masukan bagi para pakar
di bidang pendidikan mengenai keunggulan dan originalitas Pola Pembelajaran,
yang nantinya di harapkan dapat di transfer kedalam dunia pendidikan
E. Peneliti
Terdahulu
Setelah peneliti
telusuri, belum ada penelitian yang secara khusus mengungkap pergulatan. Pola
Pembelajaran Ta’lῑm Muta’allῑm dan Implementasi Nilai-Nilai Etika Belajar di
Pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang. Namun, beberapa penelitian berikut ini
penting untuk diuraikan.
1.
Terkait dengan
pola pembelajaran Zakiyah (2011).[8]
Meneliti tentang. Pola interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love
in pesantren” karya Shachree M. Daroini. Yang memaparkan tentang, bagai mana
pola interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love in pesantren”
karya Shachree M. Daroini dan apa saja hal-hal yang kurang relevan terkait pola
interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love in pesantren” karya
Shachree M. Daroini.
2.
Terkai dengan
implementasi Masruri (2009).[9]
Meneliti tentang, implemetasi transparansi peningkatan mutu pendidikan
menggunakan menejmen berbasis sekolah (MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo
Gondanglegi Malang. Yang memaparkan tentang, bagaimana implementasi
transparansi peningkatan mutu pendidikan menggunakan menejmen berbasis sekolah
(MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo Gondanglegi Malang dan apa faktor-faktor pendudkung
dang penghambat dalam. implementasi transparansi peningkatan mutu pendidikan
menggunakan menejmen berbasis sekolah (MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo
Gondanglegi Malang.
3.
Terkait dengan
implementasi Mahrus Effendy (2013).[10]
Meneliti tentang, implementasi mengajar variatif untuk meningkatkan hasil
belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz siswa kelas VII di
Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang. Yang memaparkan
tentang, bagaimana hasil belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang
setelah diterapkanya metode belajar variatif dan apakah metode variatif bisa
meningkatkan hasil belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz siswa
kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang tahun
pelajaran 2012/2013.
Dari paparan penelitian terdahulu di
atas, maka posisi penelitian ini menjadi jelas. Penelitian 1 lebih fokus kepada
pola interaksi guru dan murit serta hal-hal yang kurang relevan terkai pola
interaksi guru dan murid. Peneliti yang 2 fokus kepada implementasi tranparansi
peningkatan mutu pendidikan dan faktor-faktor pendukung dan penghambat
implementasi transparansi peningkatan mutu pendidikan, peneliti yang 3 fokus
kepada pemehaman biografi Kholifah Umar Bin Abdul aziz dan pengunaan metode
variatif. Berbeda dengan peneliti sekarang yang fokos pada pola pembelajaran etika belajar
dalam kitab ta’lῑm muta’allῑm di pesantren Ganjaran Gongdanglegi Malang dan
implementasi nilai-nilai etika belajar dalam kitab ta’lῑm muta’llῑm di
pesantren Gongdanglegi Malang.
F. Kerangka
Teori
Pola adalah cara atau strategi dalam
pembelajaran sebagai mana pendapat Skinner pembelajaran adalah suatu prilaku[11].
Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia
tidak belajar maka responnya dalam belajar ditemukan adanya hal berikut :
kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons belajar, respons si
pebelajar dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat
terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.
Lebih lanjut, Gagne menjelaskan
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks[12].
Hasil belajar berupa kapabilitas, setelah belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari
sitimulus yang berasal dari lingkungan, dan proses kognetif yang dilakukan
pebelajar. dengan demikian, seperangkat proses kognetif yang mengubah sifat
stimulasi lingkungan, melewati pengelolahan informasi, menjadi kabalitas baru.
Kata pola juga
bisa diartikan strategi, metode dan pendekatan[13]
pembelajaran terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan
yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupaka
penjabaran dari pola pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang
dalam rangka mengimplementasikan suatu metode misalnya, cara yang bagai mana yang
harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efesien?
Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatikan kundisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari jumlah
siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pagi hari
dengan jumlah siswa yang terbatas.
Taktik
adalah seseorang dalam melaksanakan teknik atau metode tertentu. Dengan
demikian, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya, walaupun dua orang
sama-sama mengunakan metode ceramah dalam situasi kondisi yang sama, sudah
pasti mereka akan melakukan yang berbeda, misalnya dalam taktik mengunakan
ilustrasi atau mengunkan gaya bahasa agar materi yang di sampaikan mudah di
pahami.
Dari penjelasan
di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan
guru akan tergantung pada pendekatan yang dilakukan; sedangkan bagaimana
menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam
upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menemukan teknik yang di
relevan dengan metode, dan pengunaan teknik itu dalam setiap guru memiliki
taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain.
Meskipun
secara teoretis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun
tidak semua pembelajaran tingkah laku organisme dapat dianggap pemebajaran,
sedangkan aktualisati nilai-nilai etika pembelajaran bisa di rasakan oleh siswa
denga adanya kebiasaan yang dialami dalam proses belajar, kebiasaan-kebiasaanya
akan tampak berubah[14].
Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecendrungan respon dengan
mengunakan stimulus yang berulang-ulang, dalam proses belajar, pembiasaan juga
meliputi pengurangan prilaku yang tidak diperlukan. karena proses
penyusutan/pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang
relatif menetap dan otomatis.
Selain hal
diatas didalam kitab ta’lim juga dijelaskan bagai mana cara beraktualisai
nilai-nilai etika yang baik dalam berinteraksi dengan sesamanya, ahli ilmu
sebaiknya tidak merendahkan (menghinakan) dirinya dengan mengharapkan sesuatu
yang tidak semestinya dan menghindari hal-hal yang dapat menghinakan ilmu dan
ahli ilmu. Dan orang yang ahli ilmu harus memiliki sikap rendah hati, yaitu
sikap antara sombong dan rendah diri serta
bersifat iffah, yaitu menjaga diri dari perbuatan rendah dan dosa[15].
Kata implmentasi
didalam kamus bahasa indonisia adalah pelaksanaan[16],
sedangkan secara sederhana implementasi bisa diartikan
pelaksanaan atau penerapan, implementasi juga diartikan sebagai evaluasi. ”implementasi
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi
sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan, implementasi juga adalah sistem
rekayasa.
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa
kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi
bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan
kegiatan[17].
Dari penjelasan diatas seharusnya santri Desa
Ganjaran Gondanglegi Malang, biasa melaksanakan atau menerapkan apa-apa yang
telah mereka peroleh dari keterangan guru dari penjelasan kitab ta’lim dalam
pekerjaan sehari-hari baik berinteraksi kepada guru, sesama teman ataupun
ketika besosialisasi dengan masyarakat sekitar yang ada.
G. Metode
Penelitian
Dalam
sebuah penelitian, metode unsur penting dalam menentukan unsur penting dalam
menentukan hasil penelitian. Metode dalam penelitian ini meliputi seluruh
perkembangan pengetahuan, seluruh rangkayan dari sebuah permulaan hingga
kesimpulan ilmiah, baik dari bagian yang khusus maupun yang terdapat
keseluruhan bidang dan objek penelitian selanjutnya untuk memfokuskan
penelitian yang terkait dengan pola pembembelajaran tentang pendidikan tingkah
laku digunakan terhadap penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian
dalam penulisan skripsi ini dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian
Kualitatif. Penelitian ini menghimpun data teks. Dalam hal ini penulisan
mengadakan pengumpulan buku, artikel, data internet maupun jurnal yang memeliki
relevansi dengan poko kajian penulis.
Peneliti
memakai beberapa metode dalam penelitian kualitatif yang dianggap baik dalam
penelitian ini diantaranya:
a. Metode Interview
(Wawancara)
Metode wawancara adalah metode[18]
yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan
diri pada laporan tentang diri sendiri atau Self-report atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau pada keyakinan pribadi.
b. Metode
Observasi
Metode observasi adalah metode[19]
teknik pengumpulan data mempunyai spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang
lain. Yaitu wawancara dan konsioner. Kalau wawancara dan konsioner selalu
brkononikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada oarang, tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain.
Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan apabila, penelitian berkenaan dengan. Prilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.
c. Metode
Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang
digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.[20]
Metode ini digunakan untuk
mendapatkan sejarah berdirinya pondok pesantren RU I, IV dan V Ganjaran
Gondanglegi Malang, keadaan, struktur organisasi kepengurusan dan daftar guru
yang aktif mengajar di pondok pesantren RU I, IV dan V Ganjaran Gondanglegi
Malang, adapun tujuan penulis
menggunakan metode ini ialah untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan
informasi yang peneliti butuhkan.
H. Sistematika
Penelitian
Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas dan memudahkan pemahaman terhadap penulisan
skripsi ini, maka penulis membagi skripsi ini kedalam lima Bab, yang mana
antara Bab yang satu dengan Bab yang lainnya saling terkait satu sama lain.
BAB I : Pendahuluan
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, yang menjelaskan
kenapa penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut, dalam bab ini
juga mengemukakan batasan masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, peneliti terdahulu, kerangka teori, Metode Penelitian, dan
sistematika penulisan. yang menggambarkan secara garis besar susunan penulisan
skripsi ini sehingga mempermudah pembaca yang ingin mengambil manfa’at dari
skripsi ini.
BAB II : Kajian
Pustaka dalam bab ini di tuangkan, pengertian pola pembelajaran, model
pembelajaran terpadu, karakteristik pembelajaran terpadu, faktor-faktor yang
mepengaruhi belajar, sistem pembelajaran dalam standar proses pembelajaran,
mengembangkan kecerdasan ganda dalam kegiatan pembelajaran, pengertian
implementasi, sejarahpengarang kitab ta’lῑm, pengertian etika, nilai-nilai
etika dalam kitab ta’lῑm dan pengertian
pondok pesantren.
BAB III : Metode
Penelitian dalam Bab ini menerangkan tentang, pendekatan dan jenis penelitian,
penentuan populasi dan sampel, sumber data dan data, teknik pengumpulan data
dan teknis analisis data.
BAB
IV : Hasil penelitian Pada bab ini
menguraikan gambaran umum objek penelitian, sejarah berdirinya pondok pesantren
Raudlatul Ulum I Putra, visi pondok pesantren, misi pondok pesantren, struktur
organisasi pondok pesantren Raudlatul UlumI Putra Ganjaran Gondanglegi Malang,
struktur organisasi kelas, sarana dan prasarana pondok pesantren Raudlatul Ulum
I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, kitab-kitab yang diajarkan dalam pondok
pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, santri pondok
pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, sejarah pondok
pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang,
sejarah singkat pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra, visi
pondok pesantren, misi pondok pesantren, struktur organisasi pondok pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, struktur organisasi
kelas, sarana dan prasarana pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang, kitab-kitab yang diajarkan dalam pondok pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, santri pondok
pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi
Malang, sejarah pondok pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Rlum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, sejarah singkat pondok
pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra, visi pondok pesantren, misi pondok
pesantren, struktur organisasi pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang, struktur organisasi kelas, sarana dan prasarana
pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang,
kitab-kitab yang diajarkan dalam pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang, santri pondok pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum
IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang,
pemeriksaan data, analisis data, bagaimana pola pembelajaran ta’lῑm di
pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang dan bagaimana implementasi nilai-nilai
etika belajar dalam kitab Ta’lῑm Muta’lῑm di pesantren Ganjran Gondanglegi
Malang.
BAB V : Kesimpulan dan saran di dalam bab ini
menguraikan uraian terakhir dari penulisan skripsi ini yang berisi
kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran yang konstruktif yang dapat di gunakan
untuk perbaikan dan hubungannya dengan bahasan skripsi ini di masa yang akan
datang.
[1] Trianto, Model Pembelajaran
Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarata: Prestasi Pustaka 2007) halaman
1
[2] Senjaya, Wina Strategi
Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : kencana
2011). halaman 125
[3]
Ibid. halaman 126
[5] Madjid, Nurcholish Bilik-Bilik
Pesantren Sebuah Potret Perjalan, (Jakarta : Paramadina 1997). halaman 31
[6] Muslim, etal, RU I, IV, dan V Wawancara (08 Januari
2014)
[7] Madarik Yahya, wawancar,.
(30 Desember 2013)
[8]
Zakiyah,
2011. Pola interaksi guru dan murid di pesantren dalam novel “love in
pesantren” karya Shachree M. Daroin. Skripsi tidak diterbitkan, Malang :
STAI AL-QOLAM
[9]
Masruri,
2009. Implementasi transparansi peningkatan mutu pendidikan menggunakan
menejmen berbasis sekolah (MBS) di SMP Raudlatul Ulum Putukrejo Gondanglegi
Malang. Skripsi tidak diterbitkan, Malang : STAI AL-QOLAM.
[10]
Mahrus
Effendy, 2013. Implementasi mengajar variatif untuk meningkatkan hasil
belajar memahami biografi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz siswa kelas VII di Madrasah
Tsanawiyah Miftahul Ulum Dampit Kabupaten Malang. Skripsi tidak
diterbitkan, Malang : STAI AL-QOLAM.
[11] Dimyati, Mudjiyono. Belajar
dan Pembelajaran (jakarta : Rineka Cipta 2009) halaman 9
[12] Ibid halaman 10
[13]
Senjaya, Strategi
Pembelajaran. halaman 127-128
[14] Syah, Muhibbin. Psikologi
Pendidikan Dengan Pendidikan Baru. (Bandung PT Remaja Rosdakarya Offset
2008). halaman 118
[15] Asrori, Ahmad Ma’ruf. Etika
Belajar Bagi Penuntut Ilmu (Surabaya: Pelita Dunia 1996) halaman 19
[16] Tim Penyusun Kamus, “Implementasi”,
Kamus Besar Bahasa Indonisia Pusat Bahsa, cetakan II, ( jakarata: pustka
,2008), halaman 529
[17]Halida
Kirana, “Pengertian Implementas”, http://cenil19.blogspot.com,
(diakses pada Rabu, 12 Mei 2010)
[18] Sugiyono. Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta 2011). halaman
137-138
[20] Arikunto, Suharsimin, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rinika Cipta), halaman
274
1 Komentar "pola pembelajaran ta'lim BAB I"
semoga ini bermanfaat...................