MAKALAH
FUNGSI
GURU DALAM KELAS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester V Mata Kuliah
PENGELOLAAN KELAS
Dosen Pembimbing :
PENGELOLAAN KELAS
Dosen Pembimbing :
Modlofar
S.Ag., S.Pd,. MA.
![]() |
Oleh :
Kholilurahim
Thoifatur Rohmah
PROGRAM STUDI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI AL-QOLAM)
GONDANGLEGI MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Peranan
guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui sebagai
salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru
sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran
saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan
mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran.
Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di
semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam
pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan
untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah
air. peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a)
guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai
mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Mengapa dibutuhkannya strategi pengelolaan kelas?
2.
Apa Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas?
3.
Bagaimana penerapan sistem dalam pengelolaan kelas?
- TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui strategi pengelolaan kelas.
2. Mengetahui apa saja peran Guru dalam
pengelolaan kelas.
3. Mengetahui sistem pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
- PERLUNYA STRATEGI PENGELOLAAN
KELAS
Peningkatan
mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang
diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai
kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu
guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
(a) guru
sebagai demonstrator,
(b) guru
sebagai pengelola kelas,
(c) guru
sebagai mediator dan fasilitator dan
(d) guru
sebagai evaluator.
Sebagai
tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu
menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya
tujuan pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan
kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan
mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan
kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek
penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas
guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas
sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi
kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional
dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan
kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung
secara efektif.
- PERAN GURU DALAM STRATEGI
PENGELOLAAN KELAS
Pada
dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu
guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator,
(b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan
(d) guru sebagai valuator.
a)
Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang ideal bagi
siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan argumen yang
berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan argumen si orangtua
dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh
karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru
oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai
tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b)
Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai sangat
penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya
adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian
evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada
beberapa tingkatan antara lain :
- Mengetahui - Mengerti -
Mengaplikasikan - Analisis - Sintesis (analisis dalam berbagai sudut) -
Evaluasi
Manfaat evaluasi bisa digunakan
sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu
point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran
yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi.
Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik.
Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses
evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka
c) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager memenage kelas, tanpa
kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan kegiatan
pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola Kelas, agar anak
didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa
belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang
tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi,
mendorong, dan menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa
dilakukan dengan hukuman atau dengan reaward Mengawasi segala sesuatu apakah
berjalan dengan lancar apa belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
d)
Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai
benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan
lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari
oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi
berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk
membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang
media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga
pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta
didik. Media pembelajaran didalam kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan
torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.
- PENGATURAN KELAS
Tugas
utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi
belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan
bersungguh-sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut
menentukan berhasil tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan
intruksional, sangat bergantung kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk
menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan
prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan
bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang
memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan guru untuk
menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :
o Pengaturan
penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran.
o Pengaturan
ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang
menggairahkan dalam belajar.
o Pengelompokan
siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri.
- PENERAPAN SUATU SISTEM DALAM
MENGELOLA KELAS
Mengelola
kelas itu merupakan pembuatan
keputusan-keputusan yang direncanakan bukan keputusan-keputusan spontan
yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang guru, dalam keadaan marah dan
prustasi menyuruh terhadap siswa kepada kepala sekolah dan disitu ditegur,
mungkin si guru telah tenang kembali
merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat apabila telah terjadi lagi
pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu lagi? Jika
demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian , ia tidak konsisten
biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong
guru dari dilema-lema seperti itu.
Dasar dari
pendekatan yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas sebagian dapat dibentuk
dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.
- Teknik mendekati. Bila seorang
siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik
mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat
menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai
kata siswa mulai menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan
tempat duduknya ke meja guru dapat berefek preventif.
- Teknik memberikan isyarat.
Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa
ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan
tajam, atau lambaian tangan.
- Teknik mengadakan humor. Jika
insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya
secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik, serta
memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang
akan terjadi.
- Teknik tidak mengacuhkan. Untuk
menerapkan cara ini guru harus lues
dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam
kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa
siswa untuk di perhatikan.
- Teknik yang keras. Guru dapat
menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di hadapkan pada perilaku
disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya dalam
kelas.
- Teknik mengadakan diskusi
secara terbuka. Bila kenakalan di kelas mulai bertambah, sering guru
menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. untuk
menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana
belajar yang sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.
- Teknik memberikan penjelasan
tentang prosedur. Kadang-kadang masalah kedisiplinan ada hubungannya yang
langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa memiliki
keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang hampir sama yaitu
masalah-masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dikelas.
- Mengadakan analisis.
Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan, guru dapat
mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan
siswanya.
- Mengadakan perubahan kegiatan.
Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya, tindakan yang harus segera
di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika biasanya
diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca
atau menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.
- Teknik menghimbau.
Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut
adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan
sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Untuk
tercapainya apa yang menjadi tujuan pembelajaran dalam proses pengelolaan kelas
kami mengambil kesimpulan bahwa: pertama strategi guru dalam membuat
perencanaan pembelajaran sebelum tahun ajaran baru, dan kepala sekolah
mewajibkan semua guru membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi: silabus,
analisa materi pelajaran (AMP), program tahunan, program semester, dan Rencana
program pengajaran.
Kedua
Membangun Kerjasama dengan Siswa dalam Pembelajaran. Membangun kerjasama dengan
siswa, artinya dalam pembelajaran terjadi interaksi yang komunikatif antara
guru dengan siswa. Upaya-upaya tersebut: (a) menjalin hubungan baik dengan
siswa melalui kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler, (b)
berusaha menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah di pahami siswa, (c)
menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, (d) menggunakan
model pembelajaran yang bervariasi. Dengan strategi ini suasana pembelajaran
menjadi menyenangkan, sehingga siswa menjadi on task dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan
pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Popham, W. James. 1992. Teknik
mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiawan, Conny dkk. 1985.
Pengelolaan kelas. Jakarta: Gramedia.

1 Komentar "FUNGSI GURU DALAM KELAS"
semoga in bermanfaat....