ALIRAN PENDIDIKAN

 

KATA PENGANTAR

 

بِسْÙ…ِ اللَÙ‡ِ الرَّ Ø­ْÙ…َÙ†ِ الرَّ Ø­ِÙŠْÙ…ِ

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahDasar-Dasar Pendidikam. Dengan judul“Aliran Pendidikan”. Dapat terselesaikan baik dan semampu kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat kami harapkan dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan dalam proses penyusunan materi yang selanjutnya.

Tak lupa ucapan terima kasih kami haturkan kepadaBapak Kholilurrahim, S.Pd.I, S.Sy, M.Pd selaku dosen mata kuliah “Dasar-Dasar Pendidikan” karena atas jasa dan pengaruhnya kami dapat mengetahui materi tersebut. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Ayah dan bunda tercinta serta kepada rekan-rekan seperjuangan karena atas dorongan dan semangat kerja samanya yang baik sehinga kami dapat aktif dalam mengikuti proses belajar pada saat ini. Akhirnnya kami sampaikan terima kasih.

 

 

 

 

 

Mempawah, 22Mei 2019

 

Penyusun

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Dari dulu sampai skarang ini pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, dan masalah sukses tidaknya pendidikan tidak lepas dari faktor pembawaan dan lingkungan merupakan hal yang tidak mudah untuk di jelaskan sehingga memerlukan penjelasan dan urayan yang tidak sedikit.

Telah bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi,ahli psikologi dan lain-lain memikirkan dan berusaaha mencari jawaban, tentag pekembangan manusia itu sebernarnya ergantug pada pembawaan atau lingkungan. Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa pedapat dari aliran klasik, di antaranya aliran nativisme, naturalisme,empirisme dan kovergensi, serta pengaruhnya terhadap pemikiran dan praktek pedidikan indonesia.

Aliran-aliran pendidikan telah di mulai sejak awal hidup manusia karena seiap kelompok manusia selalu di hadapkan dengan generasi muda keurunannya yang memerluka pendidikan yang lebih baik dari oraag tuanya. Di dalam berbagai perpustakaan tetang aliran-aliran pedidika, pemikiran tentang pendidikan elah di mulai dari zaman yunani kuno sampai skarang.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa saja aliran konvisional dalam pendidikan?

2.      Apa saja konsep dan aliran baru dalam pendidikan?

3.      Apa saja aliran  pendidikandalam tradisional dan pedidikan

C.    Tujuan Masalah

 

1.       Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran pedidikan

2.      Untuk mengetahui macam macam teori dalam pendidikan

3.      Untuk mengetahui tugas mata kuliah dasar- dasar pendidkan

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    KOSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN

1.      Aliran empirisme

Aliran ini berdasarkan atas konsepsi yang menyatakan bahwa perkembangan individu tergantung pda pengalaman- pengalaman yang di peroleh individu tersebut selama hidupnya. Tokoh aliran ini adalah john lock (1632-1704) seoang fisuf inggris tiorinya di kenal dengan Tabulae Rasae(meja berlapis lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang baru lahir ke dunia seperti kertas kosong yang putih bersih. Jhon lock berpendapat anak yang baru lahir di dunia ini  tanpa pembawaan melainkan tabula rasa, artinya pengalaman yag di hadapinya dapat mempengaruhinya untuk membentuk tigkah laku,sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang di harapkan.

 

2.      Nativisme

Paham ini menantang paham empirisme yang di kemukakan jhon lock. Nativs ( dari bahasa latin ) memiliki arti terlahir. Menurut paham ini dengan tokohnya seorang filsupf jerman schopenhauer(1788-1860), dikatakan bahwa anakanak yang sudah lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menutut arahnya  masing-masing. Pembawaan tersebut ada yang baik dan

 

3.      Aliran Naturalisme

Aliran ini hampir bersamaan dengan aliran Nativisme , tokoh Aliran ini adalah J.J Rousseau seorang filosof Prancis tahun (1712-1778) Rosseau berpendapat dalam bukunya Email ”Semua anak  adalah baik pada waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia ”. Berbeda dengan Schopenhaur, Rousseau berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai bawaaan yang baik, tidak seorangpun  anak lahir dengan pembawaan buruk. Namun  akan rusak oleh tangan manusia. Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat atau bersifat “artificial”, sehingga kebaikan anak-anak yang dimiliki  secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas.

 

4.      Aliran Konvergensi

Tokoh aliran ini adalah William stern (1871-1939) seorang tokoh pendidikan Jerman. Aliran yang berdasarkan konsepsi konvergensi ingin mengawinkan dua aliran yang 180 derajat berlawanan, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi faktor pembawaan dan lingkungan sangat penting.

Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran Konvergensi adalah William Stern(1871-1939), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Ia mengatakan bahwa seseorangterlahir dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk. Ia pun mengakui bahwa proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-samamempunyai peranan yang sangat penting. Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuaidengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik pun sulit mengembangkan potensi anak secara optimal apabila tidak terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembanganyang diharapkan anak tersebut. Dengan demikian, paham ini menggabungkan antara pembawaansejak lahir dan lingkungan yang menyebabkan anak mendapatkan pengalaman.William Stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya pembawaan danlingkungan itu dengan perumpamaan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan.Oleh karena itu, teorinya dikenal dengan sebutan Konvergensi (Konvergen berarti memusat kesatu titik). Menurut teori konvergensi ada tiga prinsip : (1) pendidikan mungkin untuk dilaksanakan, (2) pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepadaanak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensiyang kurang baik, dan (3) yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepatdalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian terdapat variasi pendapattentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.Variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang strategi yangtepat untuk memahami perilaku manusia. Seperti strategi disposisional/konstitusional, strategi phenomenologis/humanistik, strategi behavioral, strategi psikodinamik/psiko-analitik, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telahmenyebabkan munculnya berbagai teori belajar dan atau teori/model mengajar.Jadi tegasnya proses pendidikan adalah hasil kerjasama dari faktor-faktor yang dibawaketika lahir dengan lingkungan.

B.     KONSEPSI DAN ALIRAN “BARU” DALAM PENDIDIKAN

Aliran “konvensional” dalam pendidikan membahas dan menetapkan faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangan manusia ( individu) dan menerapkan faktor-faktor dasar ini dalam kaitannya dengan berapa jauh usaha pendidikan perlu dilakukan terhadap individu yang sedang berkembang itu. Aliran “baru” dalam pendidikan tidak lagi mempersoalkan perlu atau tidak perluya pendidikan bagi individu yang perlu dikembangkan adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermanfaat secara maksimal bagi individu yang sedang berkembang itu dan bagi lingkungan atau masyarakatnya.

Disini kita akan membahas  beberapa aliran “baru” dalm pendidikan bahan-bahan dalam buku Agus Suyono (1958 dan 1980) dipakai sebagai bahan acuan dalam tulisan ini.

1.              Pengajaran Alam Sekitar

Konsep pengajaran alam sekitar diilhami oleh kata-kata yang dipetik dari Emmanuel Kant: “Pengertian tanpa pengamatan adalah kosong dan pengamatan tanpa pengertian adalah buta.” Hal ini berarti bahwa antara pengamatan dengan dan pengertian harus terjalin hubungan yang saling menunjang dan saling memperkuat. Artinya manusia hendaknya mampu memanfaatkan lingkungannya.

Langkah-langkah pokok pengajaran ini ialah menetapkan tujuan, mengadakan persiapan, melakukan pengamatan, dan mengolah apa yang diamati. Keuntungan  Pengajaran Alam Sekitar adalah

a)      Menentang verbalisme dan intelektualisme

b)      Dapat  membangkitkan perhatian spontan dari anak -anak untuk melakukan kegiatan dengan sepenuh hati.

c)      Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif

d)     Bahan yang diajarkan dapat mempunyai nilai praktis bagi anak-anak

 

2.              Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian didasarkan alam sekitar yang objek-objek pengamatannya dititik-beratkan pada sesuatu pusat tertentu, yaitu hal-hal yang menarik perhatian manusia dalam menjalani perkembangan hidupnya.O. Declroy (1871-1932) seorang ahli pendidikan bangsa Belgia yang menjadi tokoh pengajaran pusat perhatiahan mengaitkan kebutuhan anak dengan empat instink pokok yang ada pada diri anak, yaitu instink untuk makan, untuk memiliki dan mempertahankan, untuk melindungi diri dari bahaya dan untuk aktif.

 

3.    Sekolah kerja ( pendidikan individual dan social)

Aliran ini memandang penting antara seorang individu dengan masyarakat dalam menunjang proses pendidikan, dalam hal ini pendidikan harus seimbang yaitu untuk kepentingan individu dan untuk kepentingan masyarakat, bagi seorang individu harus di bina  agar dirinya dapat berkembang secara penuh menyumbangkan kepandaian, kecakapan dan kemampuannya untuk kepentingan masyarakat, dan sebaliknya masyarakat harus rela menyediakan sesuatu agar setiap warganya dapat mencapai tingkat perkembangan yang setinggi- tingginya.

 

4.    Pengajaran Proyek

W.H Kalipatrik (1871) yang menyelenggarakan suatu system pengajaran proyek prinsip dasarnya bahwa pengajaran itu harus aktif ilmiaj dan memasyarakat. Proyek pada dasarnya adalah tugas yang harus dipecahkan melalui suatu rencana dan penyelenggaraan kegiatan secara baik. Berikut langkah-langkah Pokok Pengajaran Proyek yaitu :

1.                   Persiapan

2.                   Kegiatan Belajar

3.                   Penilaian

 

C.    ALIRAN  “TRADISIONAL” DAN “MAJU DALAM PENDIDIKAN

 

Konsepsi pendidikan ada yang cenderung bersifat tradisioanal dan ada yang bersifat bila ia lebih menekankan peranan pendidik dan hal-hal lain di luar anak didik. Sebaliknya suatu konsepsi pendidikan bersifat maju apabila menempatkan anak didik pada kedudukan sentral dalam keseluruhan upaya pendidikan.

Di Amerika Serikat berkembang pesat  empat aliran filsafat yang masing-masing memberikan penekanan yang berbeda yaitu  lebih bersifat tradisional dan maju, yaitu :

1.      Aliran Progesivisme

Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan ataupun  masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. Konsepsi progresivisme memandang bahwa perubahan, dan bukan keadaan tetap, merupakan inti dari kenyataan.

 

 

                        Tokoh-tokoh Progresivisme:

a)      William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)

James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.

 

b)      John Dewey (1859 - 1952)

Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas

 

c)      Hans Vaihinger (1852 - 1933)

Hans VaihingerMenurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

Pandangan Progesivisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan

Anak didik diberikan kebebasan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain, Oleh karena itu filsafat progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.

filsafat progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes(fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya.Sifat kurikulumnya adalah kurikulum yang dapat direvisi dan jenisnya yang memadai, yaitu yang bersifat eksperimental atau tipe Core Curriculum. Kurikulum dipusatkan pada pengalaman atau kurikulum eksperimental didasarkan atas manusia dalam hidupnya selalu berinteraksi didalam lingkungan yang komplek. Progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan demikian core curriculum mengandung ciri-ciri integrated curriculum, metode yang diutamakan yaitu problem solving.

Dengan adanya mata pelajaran yang terintegrasi dalam unit, diharapkan anak dapat berkembang secara fisik maupun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

3.  Aliran Esensialisme

Aliran Esensial bersumber dari filsafat idealisme dan realisme. Sumbangan yang diberikan keduanya besifat eklektic. Artinya  dua aliran tersebut Bertemu sebagai pendukung  esensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, dapat disimpulkan aliran Esensialisme menghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaitu yang teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun  dari zaman ke zaman sejak zaman renaissance.

4.      Aliran Perenialisme

Aliran ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yang sifatnya abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebih nyata dari pada perubahan , dan keadaan  tetap itu lebih ideal daripada terjadinya perubahan. Tokoh  aliran ini adalah Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquino.

5.      Aliran Konstruktivisme

Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemology Italia Ia berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karena Ia pencipta segala sesuatu itu. Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra. Dengan demikian aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bias dipindahkan.

 

 

D.    TAMAN SISWA DAN INS SEBAGAI AWAL PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kedua pendidikan ini lahir sebelum masa kemerdekaan yang sama-sama mengarahkan pada usaha-usaha menuju kemerdekaan bangsa

1.      Perguruan kebangsaaan Taman Siswa

Didirikan oleh Kihajar Dewantara pada tanggal 03 Juli 1922. Ki hajar Dewantara adalah tokoh politik penentang penjajah Belanda yang mengutamakan gerakannya di bidang pendidikan nasional.

Adapun asas-asas Taman siswa adalah :

a)      Menjadi hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan.

b)      Pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia  yang merdeka.

c)      Pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa mengesampingkan kebudayaan bangsa-bangsa lain.

d)     Pedidikan harus merata untuk seluruh rakyat

e)      Taman siswa harus hidup dan berkembang dengan kekuatan sendiri.

f)       Pendidik harus berhamba pada anak atas dasara sikap tanpa pamrih

2.      INS ( Indonesische Nederland School )

INS didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutaman Sumatera Barat oleh Moh. Syafei. Adapun tujuan dari INS adalah :

a)      Mendidik rakyat kearah kemerdekaan

b)      Memberi pendidika yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

c)      Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat

d)     Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan berani bertanggung jawab

e)      Berusaha untuk dapat berdiri sendiri dan tidak bersedia menerima bantuan dari orang lain yang mengurangkan kebebasan.

Sebagai seorang pejuang Moh. Safeii menekankan bahwa Indonesia harus memiliki watak yang merdeka, dengan memberikan alat yang akan menyadarkannya. Dengan dasar konsepsi tersebut INS didirikan dengan memakai system sekolah kerja yang kreatif, untuk ini sekolah menyediakan sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya fasilitasnya pendidikan yang dapat menampung pengembangan bakat anak sesuai dengan kodrat lahir dan batin. Kegiatan pendidikan di INS meliputi bidang-bidang berikut :

a)      Bidang pendidikan Keterampilan

b)      Bidang Pertanian

c)      Bidang Karya seni

d)     Pendidikan manajemen

 

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1962 di Kayu Tanam.

a.     Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

1.)    Berpikir logis dan rasional.

2.)    Keaktifan atau kegiatan.

3.)    Pendidikan masyarakat.

4.)    Memperhatikan pembawaan anak.

5.)    Menentang intelektualisme.

Namun, seiring perkembangan zaman, asas tersebut berkembang menjadi dasar-dasar pendidikan.

Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah :

  Mendidik rakyat kea rah kemerdekaan.

  Member pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

  Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.

  Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan  berani bertanggung jawab.

  Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b.   Usaha-Usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Usaha-usaha yang dilakukan Mohammad Sjafei dan kawan-kawan antara lain: memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan Ruang Pendidik INS, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak, dan lain-lain.

c.   Hasil-Hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

INS Kayu Tanam telah mengupayakan gagasan tentang pendidikan nasional, beberapa ruang pendidikan,dan sejumlah alumni. Salah satu  Alumni pun telah berhasil menerbitkan salah satu tulisan Moh. Sjafei yakni Dasar-Dasar pendidikan.

BAB III

PENUTUPAN

 

A.    Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aliran filsafat pendidikan yang kita gunakan dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi karakter peserta didik kedepannya. Masing-masing aliran memiliki ciri-ciri dan pengaruh terhadap pendidikan. Filsafat pendidikan eksistensialisme bersifat humanistis, progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, perenialisme merupakan pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai luhur yang kekal dan dianggap kuat untuk menjadi pandangan hidup, esensialisme merupakan aliran filsafat yang mendukung perenialisme, rekonstruksionisme adalah aliran pendukung progresivisme yang memfokuskan pendidikan pada karakter serta sosialisasi.

 

B.     Saran

Berdasarkan aliran-aliran filsafat pendidikan yang telah dipaparkan dalam makalah ini diharapkan para pembaca terutama bagi calon pendidik untuk dapat mengkritisi, memahami, mendalami, dan menerapkan aliran filsafat pendidikan yang dapat membangun pendidikan yang bermutu.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Een,(20Juni2010).AliranPendidikan.. https://www.academia.edu/6025110/aliran_pendidikan

Sudijoono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.

Stevania, (8 Desember 2013). Makalah Tentang Aliran-Aliran Pendidikan. https://www.scribd.com/doc/145196024/Makalah-Tentang-Aliran-Aliran-Pendidikan.

Tirtarahardja, Umar. 2000.Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 Komentar "ALIRAN PENDIDIKAN"

Back To Top