PRAKTIKAN
PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN PAI
KELAS XI IPA PUTRI
SMA RAUDLATUL
ULUM GONDANG LEGI MALANG
Laporan Individual
Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Tahun 2013

Disusun
Oleh:
Kholilurrohim
Nim : 201008400010051
Nimko :
2010.4.084.0001.1.00319
Di Bimbing Oleh
Siti
Aisyah, S.Ag, M. A
NIY : 2005.01.047
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
STAI
AL-QOLAM GONDANG LEGI MALANG
TAHUN
2013
PELAKSANAAN
- Deskripsi Proses Pembelajaran
Setelah bel berbunyi seluruh siswi mulai
dari kelas X – XII masuk kedalam kelas masing-masing untuk melakukan rutinitas
baca yasin setiap hari yang di pimpin oleh ketua kelas bersama siswi-siswi yang
lain di dalam kelas, setelah mebaca yasin selesai guru memimpin do’a bersama
setelah selesai guru berdo’a baru proses pembelajaran di mulai.
Setelah kegiatan rutinitas tersebut
selesai, barulah semua siswi menyiapakan semua peralatan mereka masing-masing
dan barulah proses belajar mengajar di mulai dengan pertama-tama guru
mengucapkan salam dan sedikit memberikan motivasi pada siswinya dan mengajak siswi mengingat kembali
pelajaran sebelumnya, selanjutnya guru menyampaikan materi pelajaran yang
kemudian di susul dengan proses tanya
jawab agar guru bisa mengetahui sampai di mana tingkat pemahaman siswinya atas
materi yang di sampaikan, guru memeberikan tugas pada siswinya supaya tidak
melupakan pelajarannya, di akhir pelajaran di tutup dengan kesimpulan dan diakhiri
dengan salam.
- Evaluasi
Dalam hal ini kelompok PPL menggunakan
dua model evaluasi yakni evaluasi proses dan evaluasi hasil, adapun uraian
evaluasi tersebut ialah :
1.
Evaluasi
Proses
Siswi SMA Raudlatul Ulum Gondanglegi
malang mayoritas berdomisili pondok pesantren sehingga dalam hal pemahaman dalam
pembelajran PAI sehingga mereka semua memiliki pemahaman yang bisa di bilang sangat
cukup akan tetapi mereka memilki sedikit kelamahan dalam mata pelajaran PAI ini
yakni dalama hal mempraktekan banyak di antara mereka yang tidak bisa
bahkan bisa di nilai di bawah 50%
kemampuan mereka dalam mempraktekan bidang ini sangat meprihatinkan.
Padahal jika kita lihat dan kita nilai
seharusnya siswi-siswi ini memilki kemahiran dalam mempraktekan pembelajaran
PAI mengingat mereka semuanya berdomisil pondok pesantren, sebagaiman yang kita
ketahui pembelajaran yang ada di dalam pondok pesantren itu umumnya adalah pembelajaran
agama tapi yang menjadi pertanyaan “ kenapa mereka sangat sulit dalam
mempraktekkan pembelajaran siswi SMA?” hal inilah yang seharusnya menjadi
pemikiran bagi guru-guru lain khususnya guru PAI ini.
Ada satu lagi masalah yang seharusnya
menjadi pemikiran bagi guru-guru, siswi yang ada di lembaga ini ada sebagia
siswi ada yang sibuk dengan kegiatan mereka msing-masing dalam artian tidak
mendengarkan penjelasan guru dah hal itu percuma guru jelaskan bagi mereka yang
seperti itu karna tidak akan mendapatkan apa yang telah guru sampaikan kepada
siswi yang seperti itu.
2.
Evaluasi
Hasil
Selama proses PPL ini berlangsung
kami bisa mengenal dengan seksama semua siswi yang ada di lembaga ini, sejauh
yang kami ketahui siswi yang ada di lembaga ini memiliki sifat yang sopan dalam
bertingkah maupun dalam berkata meskipun masih ada salah satu di antara mereka
yang sedikit masih memiliki sifat yang cenderung urakan tapi masih bisa kami
kondisikan, awalnya kami merasa takut tidak bisa menghadapi sikap dan tingkah
laku mereka namun sedikit demi sedikit kami sadari bahwa di sinilah letak titik
terang dari tugas kami ada di lembaga ini.
Selama satu bulan kami berada di lembaga ini sedikit banyak kami
bisa mengetahui latar belakang dan kemauan siswi yang ada di lembaga ini, tapi
yang menurut kami aneh adalah meskipun di antara mereka rata-rata semuanya
berdomisili pondok pesantren tapi kenapa diantara mereka masih saja ada yang
tidak bisa menjelaskan pembelajran PAI ? bahkan mereka bisa di nilai masih jauh
dari katagori mampu atau menguasaan dalam pembelajaran PAI.
Awalnya kami tidak percaya dengan
kabar ini karena menurut kami hal ini tidak mungkin terjadi pada seorang siswi
yang rata-rata berdomisili pondok pesantren namun setelah kami melakukan tes
ujian harian kami baru bisa membenarkan kabar ini dan di sinilah kami
menyusun cara-cara dan strategi dalam mengajar, dan akhirnya kami menggunakan ujian
harian meskipun pada awalnya kami tidak yakin karena menurut kami pembelajaran
ini kurang cocok karena pembelajaran ini biasanya di gunakan pada siswi pemula
bukan untuk siswi yang sudah sekolah di tingkat SMA, tapi dengan yakin kami
kami memutuskan untuk memilih pembelajaran ini dan hasilnya cukup baik meskipun masih banyak
yang harus kami perbaiki karena memang masalah yang seperti ini masih
membutuhkan proses yang agak lama karena hal ini juga menyangkut kemahiran
siswi dalam pemahaman pembelajaran.
Adapun data-data siswi yang
tergolong sudah memiliki tingkat ketuntasan dalam memahami pembelajaran PAI
adalah sebagai berikut :
|
No
|
Nama
|
Bidang Studi
|
Nilai
|
Ketuntasan
|
|
1
|
Ani Sri Puji Astutik
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
2
|
Ermawati
|
PAI
|
70
|
ü
|
|
3
|
Evy Irawati R.A
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
4
|
Husniatul Adawiyah
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
5
|
Ismiati
|
PAI
|
70
|
ü
|
|
6
|
Isti Faiyah
|
PAI
|
70
|
ü
|
|
7
|
Lailatul Rizqiah
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
8
|
Lilis Mokarromah
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
9
|
Nila Himmatul Ulya
|
PAI
|
70
|
ü
|
|
10
|
Nur Faizah
|
PAI
|
80
|
ü
|
|
11
|
Nurul Azizah
|
PAI
|
80
|
ü
|
|
12
|
Nurul Fadilah
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
13
|
Qurrotul Aini
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
14
|
Rizqi Rafika F.H
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
15
|
Rofiatus Zahro
|
PAI
|
75
|
ü
|
|
16
|
Siti Rohma
|
PAI
|
80
|
ü
|
|
17
|
Umiyana
|
PAI
|
70
|
ü
|
|
18
|
Widyawati
|
PAI
|
75
|
ü
|
- Deskripsi Problem yang Di Jumpai Serta Solusi yang Di Laksanakan.
1. Deskripsi Problem yang dijumpai
Ada beberapa siswi yang sulit dalam memahami isi kandungan materi
pelajaran, di karenakan tingkat kesadaran mereka dalam berkonsentrasi atau
bersungguh-sungguh untuk belajar dan hal ini juga di karenakan para siswi lebih
banyak bergurau daripada menyimak palajaran dengan baik, bahkan ada yang lebih
mengherankan lagi pada saat proses belajar mengajar berlangsung, ada siswi yang
sibuk menulis daripada menyimak materi yang sedang di sampaikan oleh guru
mereka dan ketika di tanyakan rata-rata mereka menjawab, masih banyak
pelajaran yang harus di kerjakan sehingga di “sempatkan di tulis saat proses
belajara mengajar” di begitulah sekelumit hasil dari wawancara kami dengan
siswi yang ada di kelas ini.
Guru Kesulitan dalam mengkondisikan kelas (peserta didik) faktor lain
yang menyebabkan sulitnya menguasai kelas adalah adanya pengelompokan anak
didik antara yang “pintar” dan yang “kurang pintar”. Saat guru praktikan
menghadapi golongan ke dua tersebut (“kurang pintar”), maka kecenderungan
kesulitan penguasaan kelas semakin besar.
Indikator dari hambatan ini yaitu :
1.
Banyak peserta didik yang kurang
memperhatikan dan mendengarkan ketika guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2.
Banyak peserta didik yang keluar
masuk kelas (baik meminta izin pada guru maupun tidak).
3.
Bayak peserta didik yang membuat
forum tersendiri saat forum pembelajaran berlangsung.
2. Solusi yang di laksanakan
a. Pihak pendidik
Guru memberikan motivasi pada siswi dan
memberikan apresepsi pada permulaan pelajaran, sedikit mengulas dan memancing
emosional dan konsentrasi siswi dalam menerima pelajaran, sedikit memberikan
cerita yang berkaiatan dengan materi yang sedikit menyentuh dan merangsang keingin
tahuan siswi pada mata pelajaran.
Menambah metode atau mengkolaborasikan
antara dua metode pembelajaran karena metode ini juga menentukan kesenangan
siswi dalam menerima mata pelajaran selain itu guru juga harus pintar-pintar
menyelingi proses belajar mengajar dengan sedikit canda-tawa agar fikiran siswi
tidak terlalu tegang dan sedikit fresh dengan adanya canda-tawa tersebut.
Mengkondisikan kelas dengan baik dan
menambah tata tertib kelas yang berisikan larangan “bikin forum sendiri di
dalam kelas ketika proses belajar di mulai” karena dengan adanya makanan yang
di bawa ke dalam kelas bisa membuat proses belajar mengajar terganggu dan
konsentrasi siswi bisa bercabang dan tidak fokus pada materi pelajaran yang di
sampaikan oleh guru.
Tidak terpaku pada silabus. Pada dasarnya silabus
hanya sebagai acuan perencanaan pembelajaran. Karena itu, guru bebas merumuskan
perencanaan pembelajarannya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak didik.
Tetapi, elemen penting dalam pengembangan silabus seperti ilmiah, relevan,
konsisten, sistematis, memadai, actual, kontekstual, fleksibel dan menyeluruh
harus tetap diperhatikan.
b. Pihak orang tua
Para orang tua di minta untuk selalu
memantau anaknya baik pada saat anaknya ada di luar rumah maupun pada saat
barada didalam lingkungan rumah serta memantau mata pelajaran apa yang
sedang anaknya pelajari dan memberikan jam belajar khusus di rumah, dengan
begitu anak tidak begitu mudah melupakan pelajaran di sekolahnya. Tapi orang
tua juga di anjurkan untuk memberikan jam khusus untuk bermain anak karena
dengan begitu anak tersebut akan merasa terhibur dari semua kegiatan yang di
laluinya di sekolah maupun kegiatan belajar di rumah, upayakan anak dalam
keadaan tidak terpaksa dalam melakukan pembelajaran di rumah.
- Deskripsi Hasil yang di Raih
Dengan adanya metode yang bervariasi
guru mengharapkan terciptanya siswi-siswi yang berkemampuan jenius dan kompeten
dalam setiap pelajaran yang di sampaikan guru yang bersangkutan. semua itu di
dapat dengan menggunakan metode di atas (Ceramah Plus, Demonstrasi dan Diskusi)
karena metode ini tidak hanya membantu siswi dalam proses belajar mengajar
namun juga membantu guru dalam hal menerangkan pada siswi yang masih tergolong
dini dalam memahami penulisan arab maupun dalam hal menjelaskan ayat.
- Analisis Praktik Pembelajaran
Dalam melaksanakan praktik
pembelajaran di SMA Raudlatul Ulum Ganjaran Gondanglegi Malang Mahasiswa praktikan bukan berperan sebagai seorang yang sedang
latihan, akan tetapi
berposisi sebagai guru muda sehingga setelah mahasiswa selesai melaksanakan
praktik maka guru tinggal melanjutkan pembahasan materi yang sudah berlangsung.
Peran sebagai guru muda yang tersandang oleh mahasiswa praktikan membuat mahasiswa selalu menyiapkan sebaik mungkin setiap akan
melakukan pembelajaran. Disinilah keprofesionalan seorang guru benar-benar
dituntut. Bukan lagi dalam teori yang sering kita diskusikan.
Kegiatan pembelajaran di SMA Raudlatul Ulum Gondanglegi Malang tidak hanya menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan namun juga
sudah menggunakan kurikulum keagamaan,sebagaiamana
yang kita ketahui dalam aplikasinya kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ini siswa dituntut untuk aktif pada waktu kegiatan pembelajaran
berlangsung, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Acuan itulah yang
mahasiswa pratikan laksanakan di dalam melaksakan parktek di kelas, tentunya
terlebih dahulu sharing dengan guru pamong agar dapat terjadi persamaan
persepsi dan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Pada waktu kegiatan belajar mengajar mahasiswa praktikan alhamdulillah
tidak mengalami hambatan, seperti perasaan takut saat mengajar, kurang
menguasai kelas, kurang menguasai materi. Karena mahasiswa sudah terbiasa
berlatih sewaktu Praktik Micro Teaching, mahasiswa
juga dapat menguasai kelas dengan baik karena sewaktu micro
teaching mahasiswa juga menjadi guru pada
kelas yang mahasiswa jadikan subyek, dalam hal
pengusaan materi mahasiswa mampu menguasai materi dengan baik karena sesuai
dengan jurusan mahasiswa. Meski demikian mahasiswa tetap melakukan konsultasi
sebelum atau sesudah mengajar dengan guru pamong. Dalam hal ini guru pamong memberikan
masukan yang sangat berarti dalam praktik pembelajaran. Contohnya sewaktu
mahasiswa melaksanakan praktik yang pertama, ada dua point penting yang belum
tersentuh oleh mahasiswa yaitu pemberian reward/penghargaan dan penegasan.
Dengan masukan tersebut pada pembalajaran selanjutnya mahasiswa dapat tampil
lebih sempurna.
Dalam hal penggunaan media dan buku materi pelajaran guru pamong telah mempercayakan kepada mahasiswa praktikan, yang terpenting materi
pelajarannya sesuai dengan silabus yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikandan kurikulum keagamaan adapun untuk
sumbernya mahasiswa bisa mencari referensi yang mendukung di perpustakaan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa praktikan pada
waktu kegiatan belajar mengajar, yaitu
· Pengaktifan
Siswa
Mahasiswa
praktikan di sini harus mampu mengaktifkan siswa, sehingga guru lebih berperan
sebagai fasilitator dan membimbing siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung tidak lagi menggunakan beranggapan bahwa guru adalah sumber utama
dalam belajar.
· Pengelolaan Kelas
Sebagai seorang guru sudah seharusnya mampu mengkondisikan suasana kelas
agar proses pembelajaran dapa berlangsung secara kondusif. Suasana kondusif
adalah suasana dimana seorang siswa dapa belajar dengan senang hati dan mampu
menangkap materi yang sedang diajarkan.
· Meningkatkan Interaksi Belajar
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
berinteraksi dengan siswanya. Karena seorang guru bukan hanya mengajar di depan
kelas dengan tanpa memperhatikan kondisi siswanya. Akan tetapi seorang guru
dituntut untuk mampu berinteraksi dengan siswanya. Dalam hal ini mahasiswa
praktikan menggunakan metode diskusi interaktif, yaitu dengan menggali
pengetahuan dari siswa sedang guru/praktikan menampung pendapat dari siswa
untuk selanjutnya disimpulkan oleh guru. Dengan demikian siswa menjadi aktif
dalam proses belajar-mengajar.
- Refleksi
Mempelajari PAI adalah suatu keharusan
bagi setiap umat islam yang ada di bumi,
namun
pada saat ini tidak jarang manusia yang
lebih mementingkan hal yang lain
daripada
mempelajari PAI sehingga tidak jarang
ada yang tidak bisa tentang hukum islam.
Untuk itulah sudah saatnya kita sadar
bahwa
Pembelajaran huku, islam itu Adalah
pegangan yang sangat baik
bagi kehidupan kita dan sudah selayaknya
kita mempelajarinya dengan baik dan
benar
baik itu menyangkut cara penerapan yang baik,
peraktek yang baik dan memahami serta
menjadikan
pegangan hidup sehari-har
0 Komentar "peraktek pembelejaran lapangan"