BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
1.
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra
a.
Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Raudlatul
Ulum I Putra
Onjek penelitian yang pertama ialah pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra yang kemudian disingkat dengan nama PPRU I, merupakan
pesantren yang di dirikan oleh KH. Yahya Sabrowi pada tahun 1949 M/1368
H. Yang terletak di Jalan Sumber Ilmu nomor 127 Desa Ganjaran Gondanglegi
Kabupaten Malang.
KH Yahya Sabrowi
di lahirkan pada tahun1907 M di desa kelpenang
kecamatan sampang kabupaten sampang. Jika dari rentetan keturunan sang Ayah,memang tidak banyak silsilah
yang dicatat. Hanya saja beliau adalah cucuk dari seorang yang wara’i. Akan
tetapi dari pihak perempuan Ibunda beliau adalah putri dari KH Ismail (Ompul
Sampang Madura), yang merupakan kakak perempuan dari KH Bukhori Ismail
(Ganjaran) ayah dari Nyai Mamnunah yang kemudian menjadi istri beliau.
Pada tahun 1937,
beliau mengikuti pamannya yang berada di Desa Ganjaran. Sewaktu berada di Desa
ini beliau di nikahkan oleh KH Bukhori dengan putrinya yang bernama Nyai Mamnunah dan pada akhirnya beliau menetap tinggal di
Desa Ganjaran.
Setelah kurang
lebih dari sepuluh tahun beliau mukim di
Desa Ganjaran ini, barulah beliau membangun pondok pesantren Raudlatul Ulum I
putra, putri.
Beliau membina
santri dengan berbagai pengajian kitab kuning sebagai mana pondok pesantren
salaf lainnya. Beliau bukan hanya mendirikan Pondok pesantren saja, tetapi
beliau juga mendirikan Sekolah formal yang bernama Raudlatul Ulum Putra dan
Putri, karena sekolah Formal ini antara putra dan Putri di pisah yang di bantu
oleh para tokoh-tokoh masyarakat lainnya dan beliau juga terlibat dalam
pembentukan Sekolah Tinggi agama Islam
yang sekarang di kenal dengan STAI Al-Qolam.
Oleh
sebab itu, banyak sekali santri-santri nya yang mengenyam Pendidikan Formal,
baik dari tingkatan MI sampai tingkatan ST (sekolah tinggi). dan nama Pondok
Pesantrennya juga di beri nama yang sama dengan sekolah formalnya dan nama
tersebut terus dilestarikan bagi penerus-penerusnya karena, Sekolah Formal yang
terletak di Daerah Ganjaran dibentuk oleh para Mubaligh-Mubalig h sehingga
banyak sekali Pondok Pesantren yang di atas namakan dengan Raudlatul Ulum. Tujuannya agar selalu tetap bersatu untuk mendidik
masyarakat yang mengenyam pendidikan di tempat tersebut walaupun tempat Pondok
Pesantrennya berbeda-beda.
Beliau wafat pada hari jum’at 27 November 1987, jam 18; 30 wib. Semoga ilmu dan Istiqomahnya
akan tetap mengalir pada santri-santrinya. Amin.
Setelah
pengasuh pertama wafat maka pada era generesasi kedua, di bawa kendali oleh
almarhu K.H. Khozin Yahya putra pertama almarhum K.H Yahya Sabrowi, jumlah
santri mengalami peningkatan lebih, mencapai 700 orang putra-putri pada masaini
pula, didirikan lembaga madrasah diniyah yang ditujukan untuk: memberikan jalur
alternatif bagi para santri yang kurang mampu secara ekonomi untuk sekolah
formal dan membekali para santri dengan keilmuan kitab kuning sebelum sekolah
formal.
Selajutnya
ketika K.H Khozin Yahya wafat maka peda era ketiga dipimpin oleh K.H Ahmad
Hariri Yahya, K.H Muhlis Yahya dan K.H.M Madarik Yahya, tiga adik kandung K.H Khozin
Yahya ini yang menruskan menjadi pimpinapondok pesantren Raudlatul Ulum I
Ganjaran Gondanglegi Malang ini dengan di bantu oleh beberapa keluarga yang
lain, dalam sebuah wadah kelembagaan yang disebut dengan dewan pengasuh.[1]
b.
Visi Pondok
Pesantren
Adapun
Visi pondok pesantren ini ialah:
Menjadi
lembaga pendidikan agar terkemuka penghail pemimpin ummat yang islami, dan
profisional dan berhaluan ahl al-Sunnah Waljama’ah [2]
c. Misi Pondok Pesantren
Adapun
misi dari pondok pesantren ini ialah:
a)
Mengembangkan
menagemen kepemimpinan dan tata kelolah keorganisasian, sesuai dengan visi
yayasan, kebutuhan aktual masyarakat, standarisasi yang ditetapkan oleh
pemerintahn dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b)
Meneyelengarakan
dan mengembangkan pembelajaran IMTAQ (iman dan taqwa) sesuai dengan haluan
al-sunnah wal-jama’ah.
c)
Mengebangkan
pola interaksi sosial, baik internal maupun external, yang mampu membentuk
kepribadian yang jujur dan kesatrian (shidq), bertangung jawab (amanah), peka
dan peduli (fathanah), berani dan terbuka (tabligh), ikhlas dalam beramal,
serta santun terhadap siapa saja.
d) Menyelengarakan
dan mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasi kepada spesialisasi
bidang keilmuan dan keterampilan; ilmua keislaman berbasis kitab kunig,
ilmu-ilmu sosial dan humniora, ilmu-ilmu teknologi informasi, dan keterampilan.
e)
Menyelengarakan
dan prakit pemberdayaan masyarakat di bidang sosial keagamaan secara profosional.[3]
d.
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang
|
e.
Struktur
Organisasi Kelas
Struktur organisasi kelas sangat dibutuhkan dalam kelas
karna bisa membantu guru dalam menjalankan proses belajar mengajar ketika di
mulai berikut ini satruktur organisasi kelas VI B
|
|
![]() |
Gambar 1.2. Struktur Organisasi
Kelas VI B Tahun 2013-2014 pondok pesantren raudlatul ulum I Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang[5]
Dari
struktur di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dalam kelas membutuhkan
pemimpin juga untuk berjalanya kelancaran pembelajaran baik ketika ada guru
maupun tidak ada guru.
f. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Untuk
mengetahui sarana fisik Pondok pesantren Raudlatul Ulum I Putra gondanglegi Malang, penulis melakukan penggalian data
melalui observasi secara langsung di lokasi penelitian didukung oleh data
dokumentasi yang penulis peroleh.
Proses pelajaran sebaik apapun tidak
bisa dilepaskan dari adanya sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya
proses tersebut, sebab keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana juga
menjadi salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya proses pembelajaran.
Oleh karena
itu, dalam suatu lembaga, baik lembaga pendidikan maupun yang lainnya, harus memiliki
sarana dan prasarana. Sebab, sarana dan prasarana disini memiliki arti penting
dalam melaksanakan segala aktifitas yang sudah terprogram dan yang sudah
direncanakan oleh lembaga tersebut. Sarana dan prasarana tersebut dapat berupa
fisik maupun nun fisik misalnya, sarana berupa bangunan-bangunan dan hal lain
yang berupa materi. Sedangkan yang berupa sarana non fisik dapat berupa
bimbingan maupun fikiran, namun yang lebih dominan yang dimaksud disini adalah
sarana yang berupa fisik.
Berpijak pada urayan tersebut, sudah
barang tentu Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi
Malang sebagai lembaga memiliki seperangkat sarana dan prasarana yang memadai
yang digunakan dalam rangka melaksanakan segala aktivitas pesantren, baik yang
berupa aktivitas keagamaan, kependidikan maupun kemasyarakatan.
Sarana dan
prasarana Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang pada saat ini berkembang
sangat pesat. Salah satunya ditandai dengan adanya gedung dan aula yang
dijadikan tempat proses belajar mengajar serta pembagian dalam proses belajar
mengajar di Pondok Pesantren Raudlatul ulum I Putra. Akan tetapi sarana dan prasarana yang dimiliki
pondok Pesantren ini masih belum mencapai taraf kesempurnaan. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya dana untuk melengkapi kekurangan sarana dan prasarana
tersebut.
Adapun
mengenai sarana dan prasarana pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang pada saat ini dapat
dilihat pada table sebagai berikut.
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I
Putra Ganjaran Gondanglegi Malang[6]
|
No
|
Jenis Sarana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1
|
Kamar
Putra
|
40
|
Terpakai
|
|
2
|
Aula
(tempat pertemuan
|
1
|
Terpakai
|
|
3
|
Masjid/Musholla
|
1
|
Terpakai
|
|
4
|
Kantor pondok
|
1
|
Terpakai
|
|
5
|
Ruang
tamu
|
1
|
Terpakai
|
|
6
|
Kamar mandi Putra
|
17
|
Terpakai
|
|
7
|
Gudang
|
4
|
Terpakai
|
|
8
|
Dapur
putra
|
1
|
Terpakai
|
|
9
|
Konveksi
|
1
|
Terpakai
|
|
11
|
Bese
Camp (komunitas
Arab)
|
3
|
Terpakai
|
Sebagai
catatan, lembaga yang baik bukanlah lembaga yang hanya memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap, tetapi sebuah lembaga yang mampu memanfaatkan sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah lembaga, namun jika tidak diikuti
dengan pengelolaan yang baik hanya akan menjadikan kelengkapan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh lembaga tersebut sebagai hiasan saja.
g. Kitab-Kitab Yang
Diajarkan dalam Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Pondok Pesantren Raudlatul
Ulum I Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang adalah salah satu
yang menyelenggarakan proses pendidikan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Islam, maka yang menjadi dasar dalam Pendidikan Pondok
Pesantren ini adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini menjadi corak yang paling
mendasar bagi pelaksanaan aktivitas Islam secara menyeluruh.
Pesantren ini juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai
dari aktifitas atau kegiatan yang dilaksanakan didalam Pondok Pesantren
tersebut. Namun secara kongkrit, tujuan ini belum tersusun kedalam rumusan yang
kemudian dijadikan setandar pengukuran bagi keberhasilan kependidikannya.
Adapun tujuan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra ini adalah untuk mewujudkan generasi yang bertaqwa
kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, mampu mengemban amanah, mengajak dan
mengerjakan amar ma’ruf nahi mungkar. Kendatipun demikian, secara implicit
dinyatakan bahwa tujuan utama dan yang paling mendasar yang ingin dicapai oleh
Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putri Gondanglegi Malang ini adalah
pembentukan akhlakul karimah yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam ajaran-ajaran syari’at Islam. Hal inilah yang menyebabkan berbagai kitab
klasik (kuning) yang di suguhkan kepada santriwati seperti di bawah ini:
|
No
|
Nama Kitab
|
Ustadz
|
|
1
|
تفسير
الجلالين
|
Gus
Abdurrahman Said
|
|
2
|
احياء
علوم الد ين
|
Gus
Abdurrahman Said
|
|
3
|
متممه
|
Gus Nashihuddin Khozin
|
|
4
|
منهاج العا بدين
|
Gus Nashihuddin Khozin
|
|
5
|
ابن عقيل
|
Gus Nashihuddin Khozin
|
|
6
|
خلا صة نوراليقين
|
Ust Fawaid Azman
|
|
7
|
مبادئ الفقهيته
|
Ust Muhammad Yusqi
|
|
8
|
تجويدالقران
الا خلاق للبنين
|
Ust Mashudi Halim
|
|
9
|
الاخلاق للبنين
عقيدةالعوام
|
Ust Syaiful Arifin
|
|
10
|
مبادئ فقهيه
تجويدالقران
خلاصةنوراليقين
|
Ust Ahmad Habibi
|
|
11
|
العوامل الاجرومية
سفينةالنجاه
تيسيرالخلاق
تعلم المتعلم
|
Ust Abdurrosid
|
|
12
|
قواعدالصرفيه
جواهرالكلامية
|
Ust ABD Rofiq
|
h. Santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang
Adapun Santri merupakan wadah kegiatan dalam
mengemban dan mengaktifkan kegiatan para Santri baik keluar maupun kedalam,
sehingga diharapkan nantinya para santri sudah mampu membentuk lembaga
pendidikan yang semacam pesantren apabila telah mengabdi pada nantinya.
Sejalan dengan berlalunya
waktu jumlah Santri di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra ini mengalami perkembangan yang cukup signifikat. Hal ni sesuai dengan yang diutarakan oleh
ketua majlis Tarbiyah Santriwati Isnaini
Mukhsin bahwasannya Santri dari tahun ke-tahun mengalami perkembangan yang
sangat pesat.
Seluruh Santri Yang berada
di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang minimal adalah lulusan
MI/SD atau sederajat. Mereka diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan yang sudah
di program oleh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang seperti: Sholat maghrib
dan subuh berjema’ah, istighosah, halaqoh dan pengajian kitab kuning serta
aktivitas rutin yang sering dilakukan di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, misalnya: pembacaan
diba’, manakib dan berjanji pada malam minggu atau malam senin serta pembacaan
tahlil pada malam jum’at.
Adapun data
jumlah Santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang dari tahun ke-tahun dapat
dilihat dari table berikut ini.
Tabel 4.3 Jumlah Santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Ganjaran Gondanglegi Malang Tahun 1949-2012[8]
|
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
|
1
|
1945
|
25
|
22
|
1970
|
175
|
43
|
1991
|
180
|
|
2
|
1950
|
50
|
23
|
1971
|
85
|
44
|
1992
|
200
|
|
3
|
1951
|
90
|
24
|
1972
|
150
|
45
|
1993
|
200
|
|
4
|
1952
|
80
|
25
|
1973
|
170
|
46
|
1994
|
250
|
|
5
|
1953
|
80
|
26
|
1974
|
125
|
47
|
1995
|
175
|
|
6
|
1954
|
90
|
27
|
1975
|
125
|
48
|
1996
|
175
|
|
7
|
1955
|
120
|
28
|
1976
|
130
|
49
|
1997
|
180
|
|
8
|
1956
|
120
|
29
|
1977
|
195
|
50
|
1998
|
150
|
|
9
|
1957
|
120
|
30
|
1978
|
185
|
51
|
1999
|
150
|
|
10
|
1958
|
120
|
31
|
1979
|
170
|
52
|
2000
|
150
|
|
11
|
1959
|
120
|
32
|
1980
|
200
|
53
|
2001
|
160
|
|
12
|
1960
|
150
|
33
|
1981
|
195
|
54
|
2002
|
170
|
|
13
|
1961
|
170
|
34
|
1982
|
125
|
55
|
2003
|
170
|
|
14
|
1962
|
180
|
35
|
1983
|
150
|
56
|
2004
|
190
|
|
15
|
1963
|
175
|
36
|
1984
|
150
|
57
|
2005
|
195
|
|
16
|
1964
|
175
|
37
|
1985
|
150
|
58
|
2006
|
200
|
|
17
|
1965
|
200
|
38
|
1986
|
150
|
59
|
2007
|
200
|
|
18
|
1966
|
180
|
39
|
1987
|
175
|
60
|
2008
|
130
|
|
19
|
1967
|
160
|
40
|
1988
|
150
|
61
|
2009
|
174
|
|
20
|
1968
|
165
|
41
|
1989
|
150
|
62
|
2010
|
233
|
|
21
|
1969
|
150
|
42
|
1990
|
170
|
63
|
2011
|
230
|
|
64
|
2012
|
340
|
Melalui table tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
secara kuantitas jumlah Santriwati dari tahun ke-tahun mengalami peningkatan
yang cukup baik, dan secara tidak langsung hal ini menunjukkan tantang
banyaknya minat peserta didik yang ingin
menjadi Santri di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Desa Ganjaran Gondanglegi Malang. Bahkan santri bukan
hanya berasal dari daerah luar Jawa Timur saja melainkan lebih banyak dominan
dari luar Jawa seperti Kalimantan Barat, Madura dan Jawa Barat.
Dalam hal ini status Santriwati yang berada di
Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra Desa Ganjaran Gondanglegi Malang,
selain mereka bersetatus menjadi Santriwati mereka juga bersetatus sebagai
Siswi baik tingkat MTs, MA, SMK dan ST (sekolah tinggi) dan ada juga yang
menjadi Siswi Madrasah Diniyah.
2.
Sejarah
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
a. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul
Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Objek penelitian yang kedua yaitu Pondok
Pesantren Miftahu Ulum beralamat di Jalan Sumber Waras Nomor 02 Desa Ganjaran
Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Pondok pesantren ini didirikan sejak
tahun 1955 M oleh Hadratus Syeh KH. As`ad Isma`il (Alm.) bersama dengan warga
masyarakat Desa Ganjaran, dan beliau juga sekaligus sebagai pendiri dan
pengasuh pesantren Miftahul Ulum yang pertama. Sedangkan yang menjabat sebagai
pengasuh pesantren yang sekarang adalah KH.Alimuddin As`ad, putra bungsu dari
enam bersaudara dari KH.As`ad Isma`il, dan beliau merupakan pengasuh yang ke
empat, menggantikan KH. Abdul Hannan As`ad (pengasuh ke II) yang wafat pada
tahun 1999 M, dan KH. Kholili Nawawi (pengasuh ke III) yang wafat pada tahun 2005.
Pada awal berdirinya, Pondok Pesantren
Miftahul Ulum didirikan di atas tanah seluas 60x100 m2 dengan satu bangunan
untuk asrama santri berukuran 4 x 12m, di bagi menjadi tiga buah ruangan atau
kamar masing-masing berukuran 4 x 3m, sedangkan ruangan belajar santri
menempati mushalla pesantren yang kondisinya sangat sederhana.
Sejak awal pendiriannya, pengajaran yang
ada di pondok pesantren ini tergolong podok pesantren salafiyah, hal ini dapat
terlihat dari keadaan pondok pesantren yang tetap mempertahankan Kitab-kitab
Islam klasik atau yang lebih sering di sebut dengan istilah kitab kuning
sebagai inti pendidikan pesantren. dalam bentuk klasikal pada jenjang madrasah
diniyah.
Pondok
Peantren Miftahul Ulum Ganjaran Gondanglegi Malang secara sepintas bisa dikatakan
bahwa skisistensianya cukup inten dengan berbagai
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
Sampai saat ini Pondok Pesantren Miftahu
Ulum Ganjaran Gondanglegi Malang, masih berkecimpung dengan kegiatan sosial dan
kemasyarakatan, misalnya, kumpulan pengajian masayarakat tua-tua, pengajian
atau kumpulan ibu-ibu, santunan
anak yatim yang dilaksanakan sore hari.[9]
Adapun visi dan misi pondok pesantren
Miftahul Ulum adalah sebagai berikut:
b.Visi Pondok Pesantren
Visi Pondok Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul
Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malnag.
a)
Untuk membina
para santri agar
berkepribadian muslimah yang
sesuai dengan ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah,
b)Menanamkan rasa
keagamaan pada berbagai
kehidupannya
c. Misi Pondok Pesantren
Berikut ini merupakan misi dari Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra antara lain:
a) Mengembangkan pesantren secara
keilmuan dan kelembagaan
b)
Melakukan pencerahan
kepada masyarakat melalui
kegiatan belajar mengajar, tarbiyah dan
ta’dib
c)
Mengembangkan kompetensi
lulusan pondok pesantren
melalui pembekalan moral,
skill dan pengokohan
dibidang ilmiah amaliah
serta pengembangan wawasan.[11]
d.
Struktur organisasi Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum VI Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau
susunan yang menghubungkan hubungan antara komponen yang satu dengan yang
lainnya, sehingga jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
suatu kebulatan yang utuh. Adapun struktur organisasi Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra seperti
yang tertera
dibawah ini:

e.
Struktur
Organisasi Kelas
Struktur organisasi kelas sangat dibutuhkan dalam kelas
karna bisa membantu guru dalam menjalankan proses belajar mengajar ketika di
mulai berikut ini satruktur organisasi kelas A
|
|
![]() |
Gambar 1.2. Struktur
Organisasi Kelas A Tahun 2013-2014 PP Miftahul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi
Malang[13]
Melihat
tabel di atas peneliti bisa menyimpulkan bahwa struktur di atas bukan lah hanya
sekedar pajangan atau perhiasan kelas saja melainkan juga mempunyai ketangung
jawaban untuk melaksakan apa-apa yang berkaitan di dalam kelas seperti
kebersihan, kedisiplinan santri, dan eksisnya kelas ketika belajar mengajar di
mulai.
f.
Sarana dan Prasarana Pondok
Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Sarana Pondok Pesantren
merupakan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar Pondok
Pesantren seperti: Kamar, tempat belajar, musholla serta perlengkap laninya. Adapun yang dimaksud
dengan prasarana Pesantren adalah fasilitas secara tidak langsung menunjang
proses pengajaran seperti halaman, jalan menuju Pesantren dan sebagainya.
Sarana dan prasarana
sangat penting bagi sebuah kelangsungan
Pondok Pesantren karena keberadaannya akan menjadikan
kegiatan proses belajar mengajar lebih mudah dan lancar. Untuk mengetahui
keadaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang.[14]
|
No
|
Jenis Bangunan
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1.
|
Kamar santri
|
23
|
Kondisi baik
|
|
2
|
Kamar tamu
|
2
|
Kondisi baik
|
|
3
|
Kamar mandi santri
|
13
|
Kondisi baik
|
|
4
|
Kamar mandi tamu
|
2
|
Kondisi baik
|
|
5
|
Kantor podok pesantren
|
1
|
Kondisi baik
|
|
6
|
Kntor madrasah diniyah
|
1
|
Kondisi baik
|
|
7
|
Musholla
|
1
|
Kondisi baik
|
|
8
|
Aula
|
1
|
Kondisi baik
|
|
9
|
Koperasi
|
1
|
Kondisi baik
|
|
10
|
Ruang kelas madrasah dini
|
9
|
Kondisi baik
|
- Kitab-Kitab Yang Diajarkan dalam Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang adalah salah satu pesantren yang menyelenggarakan proses
pendidikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Islam, maka yang menjadi dasar
dalam Pendidikan Pondok Pesantren ini adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini menjadi corak yang paling mendasar
bagi pelaksanaan aktivitas Islam secara menyeluruh.
Karena
itu, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang ini mempunyai tujuan yang sangat intelek yaitu: menginginkan
santriwatinya menjadi santriwati yang dapat berguna khususnya dalam masyarakat
disekitarnya dan juga menginginkan santriwati yang taat pada ajaran agamanya. Karena itulah, pondok Pesantren ini Mempelajari
berbagai kitab kuning yang dapat di mutola’ah dan di praktekkan oleh
santriwati.
Berikut ini Kitab-kitab yang di pelajari di Pondok
Pesantren Miftahul Ulum
Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang.
Tabel
4.2 Daftar
Kajian Kitab Kuning Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang 2013-2014.[15]
|
NO
|
KITAB
|
USTADZ
|
|
1
|
تيسير
الخلاق
|
Ust. Sutriadi
|
|
2
|
اخلاق
للبنين
|
Ust Baharudin
|
|
3
|
القران
|
Ust.Tplib
|
|
4
|
برالوالدين
تعلم المتعلم
|
Ust. Muslim
|
|
5
|
اصفو ر ية
|
Ust. Dahlan
|
|
6
|
فتح القريب
|
Ust. Ulil
|
|
7
|
بدية
الهديه
|
Ust. Ahmad Shodik
|
|
8
|
رياض
الصالحين
|
Ust. Nur Hasan
|
|
9
|
نصا ئح
العباد
|
Ust. Agus Ibad
|
|
10
|
نورالظلام
|
Ust. Yusrol
|
|
11
|
نهاية
الزين
|
Ust. Biadi
|
|
12
|
تنبه الغافلين
|
Ust. Abdurrohman
|
- Santri Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Santri
adalah seseorang yang
dijadikan obyek sekaligus sebagai subyek dalam pendidikan, dalam hal ini santri
yang sangat berperan dalam pembelajaran. Minat, bakat, motivasi, dan juga
dukungan dari santriwati itu yang menjadikan berhasil tidaknya sebuah lembaga
pendidikan Pondok Pesantren.
Adapun data
mengenai Pondok Pesantren
Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang pada tahun
2013-2014 sebanyak 175. Sedangkan banyaknya santri dari pertama berdiri sudah tidak bisa di ketahui, karena data mengenai santri
telah banyak yang hilang sehingga data yang ada hanya pada tahun 2000 saja, di
sebabkan karena
Pondok Pesantren menurut penuturan Ketua Pondok Pesantren Miftahul Ulum. Maka
peneliti hanya dapat mengakses dari tahun yang telah di sebutkan di atas dan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Jumlah Santri Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang pada Tahun
2000-2014.[16]
|
No
|
Tahun
|
Jumlah
|
|
1
|
2000
|
105
|
|
2
|
2001
|
117
|
|
3
|
2002
|
134
|
|
4
|
2003
|
135
|
|
5
|
2004
|
139
|
|
6
|
2005
|
144
|
|
7
|
2006
|
147
|
|
8
|
2007
|
150
|
|
9
|
2008
|
156
|
|
10
|
2009
|
157
|
|
11
|
2010
|
159
|
|
12
|
2011
|
162
|
|
13
|
2012
|
170
|
|
14
|
2013
|
170
|
|
15
|
2014
|
175
|
Melalui tabel tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa Sejak awal
berdirinya Pondok Pesantren ini sampai sekarang mengalami perkembangan yang
signifikan secara kuantitas
jumlah Santriwati dari tahun ke-tahun mengalami peningkatan dan secara tidak
langsung hal ini menunjukkan tantang banyaknya minat peserta didik yang ingin menjadi Santri di
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran Gondanglegi
Malang.
Sehubungan
dengan ini. Santri bukan hanya berasal dari daerah luar Jawa Timur saja
melainkan lebih banyak berasal dari Daerah Luar Jawa seperti Kalimantan Barat,
Madura dan Sumatera.
Sedangkan status
Santri yang berada di Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Raudlatul Ulum IV Putra Ganjaran, selain mereka bersetatus menjadi Santri mereka juga bersetatus sebagai
Siswi baik tingkat MI, MTs, MA dan ST (sekolah tinggi).
3. Sejarah Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
a. Sejarah Singkat
Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran
Gondanglegi Malang
Nama
pesantren yang dijadikan objek penelitian yang ketiga
adalah “Pondok
Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran
Gondanglegi Malang”.
Nama Pondok Pesantren “Al-Bukhori” ini diambil dari nama Abah
beliau yaitu KH. Bukhori Ismail, tujuannya: Agar santri-santrinya dapat
mengikuti jejak beliau khususnya dalam hal menjalankan agama dan dapat menjadi
pembawa hikmah bagi masyarakat di mana mereka berada. Nama pesantren tersebut
secara resmi dipakai pada tahun 1920 oleh KH. Bukhori.
Sedangkan nama Raudlatul Ulum diambil dari Sekolah Formal yang terletak di Desa
Ganjaran Gondanglegi Malang. Banyak sekali
yang mengatas namakan Raudlatul Ulum tujuan ini kerena pendiri Sekolah Formal
ini adalah tokoh-tokoh Ulama yang berada di Desa Ganjaran yang di dukung oleh
masyarakat setempat, agar Pondok Pesantren khususnya yang berada di Desa
Ganjaran Gondanglegi Malang tetap bersatu dalam menjalankan misi dari Sekolah
Formal tersebut, maka sejumlah pengasuh
mengatas namakan Pondok pesantrennya dengan nama Raudlatul Ulum.
Lokasi
pesantren ini secara geografis terletak di Desa Ganjaran,
Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, tepatnya di depan Masjid As-Syafi’iyah Desa Ganjaran.
Sebenarnya Pondok Pesantren Al-Bukhori atau Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang telah ada sejak tahun1920
yang didirikan oleh KH. Bukhori Ismail beserta istrinya Ny. Fatma, tetapi
beliau hanya mendirikan Pondok Pesantren Putra saja dan setelah diganti oleh
putra Bungsunya yaitu: “KH. Mujtaba Bukhori” barulah Pondok Pesantren Putra ini didirikan pada tahun 2001.[17]
Proses
berdirinya Pondok
Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran
Gondanglegi Malang, bermula
ketika istri KH. Mujtaba Bukhori yaitu Ny. Surohah berada di dalemnya (rumah) sendirian,
beliau merasa kasihan melihat istrinya, maka beliau mempunyai inisiatif untuk
mencarikan teman istri tercintanya tersebut. Tetapi lambat laun ada beberapa
orang yang ingin menitipkan putrinya kepada beliau untuk di didiknya, dengan
pertimbangan yang cukup matang beliau mengizinkannya oleh sebab itulah KH.
Mujtaba Bukhori mendirikan Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang.
b. Visi Pondok
Pesantren
Visi adalah
gambaran masa depan yang diinginkan oleh pondok Pesantren, agar pesantren yang
bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan berkembangannya. Dengan kata
lain visi harus tetap dalam koridor kebijakan Pendidikan Pesantren akan tetapi
harus sesuai dengan kebutuhan Santriwati dan masyarakat setempat. Berikut ini
adalah visi dari Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul
Ulum V Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang antara lain:
a) Untuk membina
para santri agar
berkepribadian muslimah yang
sesuai dengan ajaran Islam
Ahlus-Sunnah Wal
Jama’ah,
b) Mencetak Santri
yang berahlakul karimah terhadap masyarakat dan Negara
c) Menciptakan
santri yang sholehah dan berbakti kepada kedua Orang Tua dan menjaga nama baik
Pondok Pesantren.[18]
c.
Misi Pondok Pesantren
Misi adalah tindakan untuk
mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Karena visi harus mengakomodasi semua
kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah, maka misi juga diartikan
sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang terkait
dengan pesantren. Berikut ini adalah misi dari Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang antara lain:
a)
Menumbuhkan penghayatan pengamalan terhadap ajaran agama
dan budi pekerti.
b)
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif
agar mencapai tujuan yang optimal
c)
Menerapkan disiplin kedalam kegiatan sehari-hari sehingga
tercipta suasana yang kondusif.
d) Mengembangkan
sumberdaya Santri melalui pendekatan keagamaan, keilmuan serta keterampilan
sebagai penunjang proggram Pondok Pesantren[19]
d.
Struktur Organisai Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Dalam
rangka mewujudkan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan, maka dalam
aktifitas sehari-hari gerak langkah komponen-komponen pendukung Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang dibingkai dalam sebuah tata kerja yang
harmonis. Adapun struktur
organisasi akan penulis gambarkan sebagai berikut

e.
Struktur
Organisasi Kelas
|
Struktur kelas sangat di butuhkan dalam lembaga pendidikan
dikarenakan bisa membatu guru untuk mengetahui mengetahui siapa yang menjadi
acuan didalam kelas ketika ada salah satu santri yang tidak hadir atau pun
seabagainya maka dari itu dibentuklah sebuah struktur kelasa sebagai berikut :
|
![]() |
Gambar 1.2.
Struktur Organisasi Kelas IV Tahun 2013-2014 PP Albukhori RU V Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang.[21]
Melihat tabel di atas peneliti bisa menyimpulkan bahwa
struktur di atas bukan lah hanya sekedar pajangan atau perhiasan kelas saja
melainkan juga mempunya ketangung jawaban untuk melaksakan apa-apa yang
berkaitan di dalam kelas seperti kebersihan, kedisiplinan santri, dan eksisnya
kelas ketika belajar mengajar di mulai.
f.
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Dalam rangka mencapai target kualitas Pondok Pesantren yang bermutu, tentunya tidak terlepas dari
beberapa faktor pendukung yang berupa sarana dan prasarana secara fisik, seperti: lingkungan
pesantren
yang memadai serta
peralatan-peralatan yang dapat membuat santri
nyaman dalam beraktivitas
belajar kitab kuning maupun pelajaran-pelajaran umum lainnya. Adapun sarana dan
prasarana yang berada di Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang sebagai berikut.
Tabel
4.1.
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-bukhori raudlatul Ulum V Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang.[22]
|
No
|
Jenis Sarana
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1
|
Kamar
Santri
|
17
|
Terpakai
|
|
2
|
Aula
(tempat pertemuan
|
1
|
Terpakai
|
|
3
|
Masjid/Musholla
|
1
|
Terpakai
|
|
4
|
Kantor
|
1
|
Terpakai
|
|
5
|
Ruang
tamu
|
1
|
Terpakai
|
|
6
|
Kamar mandi
|
4
|
Terpakai
|
|
7
|
Jeding
|
3
|
Terpakai
|
|
9
|
Lab
Komputer
|
1
|
Terpakai
|
|
11
|
Koprasi
|
1
|
Terpakai
|
g.
Kitab-Kitab yang di Pelajari di Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang
Dasar pelaksanaan pembelajaran di Pondok
Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang adalah
Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai mana lembaga pendidikan Pondok Pesantren
lainnya. Adapun tujuan umum dari Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang ini adalah mewujudkan generasi yang bertaqwa kepada Allah
SWT, berahlakul karimah, mampu mengemban amanah serta mampu mengerjakan amar
ma’ruf nahi mungkar. Dalam mencapai hal ini Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang memberikan pelajaran-pelajaran yang dapat
mendukung atau menunjang tercapainya tujuan dengan pelajaran kitab-kitab salafi
yang dapat membangun santriwati dalam menjalankan amanah yang telah diembannya.
Berikut ini table yang akan menggambarkan kitab-kitab yang dikaji dalam Pondok
Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang.
Tabel 4.2. Daftar Kajian Kitab
Kuning Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra
Ganjaran Gondanglegi Malang
2013-2014.[23]
|
No
|
Kitab
|
Ustadz
|
|
1
|
تفسير الجلالين
الفية ابن مالك
|
KH. Mujtaba Bukhori
|
|
2
|
رياض الصالحين
مهداب
|
Gus. Hasbullah huda M. Ag
|
|
3
|
دقائق الاخبر
|
Ning farhatun Nisa S. Pdi
|
|
4
|
كىلاني
تو حيد
|
Ust. Jamaluddin
|
|
5
|
تعلم المتعلم
تو حيد
|
Uts. Ismail
|
|
6
|
فتح القريب
تو حيد
|
Ust. Kholilurrohim
|
|
7
|
نحو
كىلاني
|
Ust. Rofiq
|
|
8
|
المبا دى الفقهيه
فتح القريب
|
Ust. Khoiri
|
|
9
|
صراف
|
Ust. Qomar
|
|
10
|
محتار الحد يث
تيسير الخلاق
|
Uts. Abdulloh
|
|
12
|
كىلاني
نحو
|
Ust. Syariful Anam
|
h.
Santri Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V
Ganjaran Putra Gondanglegi Malang
Santri
merupakan wadah yang dapat mendukung terbentuknya Sebuah pesantren dan santri pulalah yang dijadikan obyek
sekaligus sebagai subyek dalam pendidikan, hal ini santri yang sangat berperan
dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya menyiapkan kebutuhannya saja. Adapun
minat, bakat, motivasi, dan juga dukungan dari santri itu yang menjadikan
berhasil tindakanya sebuah lembaga pendidikan.
Berikut ini peneliti akan memberikan tabel data mengenai santri Pondok
Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang dari pertama berdiri sampai sekarang:
Tabel 4.3 Jumlah Santriwati Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul
Ulum V Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang Tahun 2000-2011.[24]
|
NO
|
TAHUN
|
JUMLAH
|
|
1
|
2001
|
15
|
|
2
|
2002
|
17
|
|
3
|
2003
|
20
|
|
4
|
2004
|
25
|
|
5
|
2005
|
27
|
|
6
|
2006
|
27
|
|
7
|
2007
|
30
|
|
8
|
2008
|
35
|
|
9
|
2009
|
25
|
|
10
|
2010
|
30
|
|
11
|
2011
|
35
|
|
12
|
2012
|
50
|
|
13
|
2013
|
60
|
|
14
|
2014
|
72
|
Dari tabel ini
dapat di ambil kesimpulan bahwa santri
Pondok Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang jumlah santri masih dibawah
rata-rata, karena pondok Pesantren ini masih dalam tahap perkembangan beda
halnya dengan Pondok Pesantren yang telah di bangun sejak dahulu.
Pondok
Pesantren Al-Bukhori
Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang ini diwajibkan atas santrinya
untuk mengikuti tatatertip yang telah di buat oleh pengurus Pondok Pesantren
yang telah disetujui oleh Pengasuh seperti: Sholat fardhu berjema’ah, sholat
malam satu minggu sekali, baca sholawat pada malam jum’at sesudah isyak, sholat
maqrib di Masjid pada malam rabu dan jum’at dan peraturan-peraturan lainnya.
Sehubungan
dengan ini. Santri bukan hanya berasal dari daerah luar Jawa Timur saja
melainkan lebih dominan berasal dari Kalimantan Barat, karena bagi masyarakat
Kalimantan Barat Pengasuh Pondok Pesantren ini sangat tidak asing lagi. Beliau
dikenal dengan guru mursyid “TORIKOT NAKSABENDIYAH”. Maka dari itulah masyarakat
disana tidak meragukan lagi putrinya untuk di asuhnya dalam rangka mendalami
ilmu agama dan pelajaran-perajaran lainnya yang dapat membawanya kejalan yang
lebih baik.
Status Santri
yang berada di Pondok Pesantren Al-Bukhori Raudlatul Ulum V Putra Ganjaran
Gondanglegi Malang, selain
mereka bersetatus menjadi Santri mereka juga bersetatus sebagai Siswi baik
tingkat MI, MTs, MA dan S1 (sekolah tinggi). Walaupun santri berstatus seperti
yang telah disebutkan di atas, mereka juga di wajibkan mengikuti
kegiatan-kegiatan di Pondok Pesantren seperti: Belajar Diniyah.
B.
Pemeriksa Data
Untuk mengetahuan hasil pengumpulan data
yang telah disajikan oleh peneliti dalam upaya untuk memecahkan masalah, maka
peneliti perlu memaparkan pengelolahan data yang telah di peroleh dari
responden, oleh karena itu telah
memperoleh data dari responden perlu dilakukan pengecekan kembali hasil data
secara satu persatu supaya bisa mngetahuai yang mana yang harus olah dan tidak
dapat di olah.
Adapun data interview yang dapat di olah apabila
telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.
Bahwa subyek (Responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
2. Bahwa apa yang di nyatakan oleh subyek kepada
peneliti adalah benar dan dapat di percaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang di maksudkan oleh peneliti.[25]
Dari pertanyaan yang diajukan dari peneliti kepada
responden ternyata bisa terjawab semua oleh responden, setelah semuanya
terjawab maka peneliti memriksa kembali bedasarkan kreteria di atas, ternya
semua jawaban telah memenuhi syarat untuk di olah, denegan demikian pertanyaan
yang dapat di sajikan berjumlah dua petanyaan dan menghasilkan tiga jawab dari
responden yang hapir sama cuma berbeda
bahasa saja dalam jawaban dari responden namun pada hakekatnya tujuannya sama.
C. Analisi Data
Setelah melakukan pemeriksaan data,
tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data yang sudah diangap layak untuk
dijadikan penganalisis data tersebut, peneliti melakukannya secara berurutan
sesuai dengna pertanyaan yang telah disajikan kepada responden. Adapun analisis
data yang di maksud yakni pola pembelajaran ta’lῑm muta’allῑm dan implementasi
nilai-nilai etika pembelajaran di pondok pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang.
Dalam hal ini peneliti akan memapakan
seluruh data yang peroleh oleh peneliti baik melui metode observasi, interview
maupun metode dukumentasi.
Dari penelitian ini, maka penulis
menganlisis data, sesuia dengan tujuan penelitian, sebagiman yang telah di
paparkan dalam teknis analisis data yaitu mengunakan mengunakan metode
dskriftis kualitatif.
Data yang disajikan oleh peneliti
bersumber dari beberapa sumber baik dari guru, pengurus sebagai oarang yang berperan
dalam pondok pesantren untuk mengetahui pola pembelajaran ta’lῑm muta’allῑm dan
implementasi nilai-nilai etika pembelajaran di pondok pesantren Ganjaran
Gondanglegi Malang, dukumen-dukumen pesantren dan pengamatan lokasi yang mendukung
serta melaluai wawancara atau interview dengan responden yang bersangkutan.
1.
Bagaimana
Pola Pembelajaran Ta’lim di Pesantren Ganjaran Gondanglegi Malang
Sebagi mana yang telah di paparkan dalam
bab sebelumnya pola pembelajaran yang mempengaruhi belajar itu berasal dari
tiga aspek di antaranya : internal, eskternal dan pendekatan pembelajaran,
jika, tiga aspek tersebut tidak berjalan maka proses belajar mengajar akan
terganggu.
Sedangkan yang di maksud pola pembelajaran
adalah segal sesuatu yang berkaitan dalam proses belajar mengajar baik yang ditimbulkan
oleh siswa maupun oleh gurunya sendiri ketika pelajaran di mulai.
Pola pembalajarn ini lah yang menjadi
bahan acuan bahan pemikiran semua guru yang ada di lembaga pondok pesantren
Ganjaran Gondanglegi Malang selaku pelaksan utama dalam proses belajara
mengajar belangsung.
Sehubungan dengan hal ini, peneliti
melakukan wawancara dengan salah satu guru dan pengasuh pondok pesantren RU I,
IV dan V Ganjaran Gondanglegi Malang untuk mengetahui bagaimana pola
pembelajaran dan implementasi ketika saat proses belajar mengajar di mulai.
Wawancara yang di lakukan peneliti
pertama adalah kepada pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Putra I kepada
Abdurrohim Said, yang menyatakan bahwa:
Pola pembelajaran di pondok ini
bandongan dan sorongan kalau guru kadang nyasa dan santri membaca kedepan
satu-satu, selain itu ada cara lain yang dilakukan pengasuh atau keluarga dalem
untuk memajukan kreterian santri di dalam pondok pesantren materi yang
diajarkan materi yang di ambil dari Ta’lῑm Muta’llῑm yang paling banyak, peran
guru dalam pembelajaran bukan hanya mendidik entelektualnya tetapi membangun
spritualnya, bahkan pengurus berusaha bangun malam untuk membangunkan santri
untuk sholat dan sebagainya antara lain peran guru bukan hanya pada jasmani
tetapi kerohaniannya juga, pran santri harus bersifat aktif dalam artian
mendengarkan dalam proses belajar mengajar, ada rujukan lain selain Ta’lῑm di
antaranya Ayyuhal Welad, Mohtasor Ihya’ Ulumuddin, Ahlakuklil Banin, dalam
pemahaman teks santri di suruh membaca dan apa bila keliru maka diarahkan pada
yang benar oleh guru, secara khusus evaluasi tidak ada secara umum ada harus
hatam kalau amplikasi evaluasi ada apabila ada santri melangar aturan Ta’lim
maka langsung di tegor di tempat.[26]
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara
kedua dengan pengasuh pondok pesantren
Miftahul Ulum Raudlatul Ulum Putra IV dengna Moh Ridwa. Beliau juga mengatakan
bahwa:
Pola pembelajarannya sistem
sorongan dan bamdomgan, peran guru sebagai sumber utama dalam penyampai materi
pembelajaran, peran santri sebagai penerima sumber belajar atau pendengar
ketika guru mengajar, maslah rujukan lain ada seperti kitab Attakrib Attahrim
dan Birruwelidain untuk sementara ini, ada evaluasi seperti bentuk tingkah laku
anak atau ahlak anak setiap hari itu adalah hasil pelajaran yang di evaluasi
bukan dari segi metode pembelajarannya.[27]
Selanjutnya ketiga peneliti melakukan
wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bukhorhi Raudlatul Ulum Putra V
dengan Muhammad Hasbullah Huda beliau
juga mengatakan Bahwa:
Pola pembelajarannya pakai metode
bandongan dan sorongan tergantung dari materi yang diajrkan, peran guru
sementara sangat sentral karna kondisi santri masih sangat pemula, respon
santri normal positif tidak ada daya tolak dari santri, ya ada seperti Taisirul
Kholak dan sebagainyalah, ya sedikit menguasi, ada dalam bentuk bacaan secara
lisan.[28]
Selanjutnya
peneliti selain melakukan wawancara dengan pengasuh peneliti juga meakukan
wawancara dengan ustadz pondok pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V Ganjaran
Gondanglegi Malang pertama peneliti melakukan wawancara dengan ustadz pondok
pesantren Raudlatul Ulmu dengan Ustaz Adurrosid dia menyatakan bahwa:
Secara garis besar pola
pembelajaran di bagi dua yang pertama guru mebaca, menyasan dan menjelaskan
kedua santri diperkenannkan untuk bertanya baik pemahamannya metode yang jelas
ya itu metode bandongan dan sorongan, peran guru menjadi media, fasilitator,
dan motifator dalam pembelajaran, peran santri yaitu menerima tiga hal di atas tadi
yang disebutkan, maslah rujukan pasti ada rujukan lain selain Ta’lῑm, Tafsir
Ihya’, dam Minhejul Abidin, untuk memahami teks santri berbeda ada yang
memahami secara sempurna baik bacaan. Morot ada juga yang tidak bisa membaca
apalagi memahami, maslah evaluasi tergantung kebutuhan contoh melihat kelas
dulu bila kelasnya siswa sudah mampu maka di perbanyak keterangan saja tetapi
apabila ada yang kurang tau maka guru lebih menekankan untuk belajar atau
memahami pelajaran.[29]
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara
kedua dengan Ustadz pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum Putra IV
dengna Ustadz Muslim. Beliau juga mengatakan bahwa:
Pola pembelajaranya pakai sorongan dan bandongan tetap seperti yang
dulu, peran guru sebgai tutor, evaluator dan motivator sementara ini yang di
pakai di pesantren ini, peran santri hanya sebagai peserta didik, anak didik,
masalah rujukan lain ada seperti kitab Attaktib Attahrim dan Birruwelidain
hanya ini sementara, memahami teks ada dua perta berperan aktif dalam pelajaran
Ta’lim kedu belajar di luar kegiatan jam Ta’lῑm, ada melihat metode sorongan
dan bandongan evaluasi utama amplikasi seharian santri yaitu tingkah laku
santri.[30]
Selanjutnya ketiga peneliti melakukan
wawancara dengan Ustadz Pondok Pesantren Al-Bukhorhi Raudlatul Ulum Putra V
dengan Ustadz Khoiri beliau juga
mengatakan Bahwa:
Kalau pola pembelajaranya tetap
seperti dulu mengunakan metode bandongan dan sorongan dalam belajar kitab
kuning ini, peran guru itu ya mengajar dan menyampaikan materi yang ada di
kitab, kalau peran santri berkewajiban mengasah ilmu yang telah dituangkan guru
kepada santri, kalau rujukan lain ada selain ta’lim seperti Akhlaqul Banin dan
sebagainya yang berkaitan dengan Akhlaq, ya pastinya ada pengevaluasian itu
seperti di suruh baca kitabnya satu persatu biar ada peningkatan tujuannya.[31]
Dari semua hasil wawancara dengan pengasuh beserta
Ustadz di atas tersebut dapat kami simpulkan bahwa pola pembelajaran pesantren
RU I, IV da V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, tetap seperti dulu mengunakan
metode bandongan dan sorongan untuk meningkatkan kualitas santri di pondok
pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V ganjaran Gondanglegi Malang, metode
Bandongan adalah kiyai menggunakan daerah setempat, kiyai membaca,
menerjemahkan, menerangkan, kalimat demi kalimat kitab yang dipelajarinya,
santri secara cermat mengikuti penjelasan yang diberikan oleh kyai dengan
memberikan catatan-catatan tertentu pada kitabnya masing-masing dengan
kode-kode tertentu sehingga kitabnya disebut kitab jenggot karena
banyaknya catatan yang menyerupai jenggot seorang kiayi. Dengan metode
pengajaran bandongan ini lama belajar santri tidak tergantung
lamanya tahun belajar tetapi berpatokan kepada waktu kapan murid tersebut
menamatkan kitabnya yang telah ditetapkan,[32]
selanjutnya metode sorongan adalah Metode yang
ditempuh dengan cara menyampaikan pelajaran kepada santri secara individual.
Sasaran metode ini adalah sekompok santri pada tingkat rendah yaitu mereka yang
baru menguasai pembacaan Kitab Kelebihan metode ini perkembangan intelektual
santri bisa ditangkap secara utuh.[33]
Untuk
menegtahui seberapa besar pola pembelajaran terhadap santri Pondok Pesatren RU
I, IV dan V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, maka peneliti melakukan
wawancara langsung dengan salah satu santri di pondok pesantren RU I, IV dan V
Putra Ganjaran Gondanglegi Malang, maka peneliti melakukan wawancara pertama
dengan santri pondok pesantren Raudlatul Ulum I dengan satri yang bernama
Sayudi yng menyatakan bahwa :
Pola pembelajaran yang guru
gunakan sangat baik karena selain mengajar guru juga memberi kesempatan pada
santri untuk bertanya dan sebagainya, peran guru saat melakukan proses belajar
mengajar sistemnya sama seperti nyasa’ menerangkan dan menyampaikan selain itu
guru memberi kesempatan pada santri untuk bertanya pada hal yang dianggap tidak
mengerti, peran say sebagai santri mendengarjan dari keterangan guru dan ketika
ada materi yang tidak mengerti maka santri bertanya pada guru, kalau guru aga’
lama datangnya kami melakukan musyauwaroh, rujukan lain ada selain kitab Ta’lῑm,
Taisirul Kholak, Ihya dan Minhejul Abidin, evaluasi itu ada seperti guru
memberikan kesempatan untuk menbaca ke depan satu persatu supaya di ketahui
kemampuanya.[34]
Yang
kedua kalinya peneliti malakukan wawancara dengan Pondok Pesantren Miftahul
Ulum RU IV dengan salahsatu santri yang bernama Lukman Hakim dia juga
mengatakan bawha:
Pola pembelajarannya sangat baik
dan pengunaan metodenya juga baik karena guru memberi kesempatan keapa santri
untuk mengeluarkan satu hal yang tidak di mengeti ketika pembelajaran, peran
guru dalam proses belajar sangat baik karena guru selalu memberikan arahan pada
santri, peran saya sebgai santri ya mendengarkan dan mencermati apa yang
disampaikan guru pak, rujukan lain ada
pak seperti kitab Attakrib Attahrim dan Birruwelidain itu aja pak, dalam memahami
teksnya kurang maksimal pak karena kami belum bisa menguasai secara menyeluruh
isi Ta’lῑm, ada dengan cara santri di suruh membaca kitab satu persatu kedepan
tujuannya biar guru mengetahui sampai mana kemampuan kita yang di capai.[35]
Dan
yang ketiga tau yang terakhir peneliti melakukan wawancara dengan Pondok
Pesantren Al-Bukhori RU V dengan salah satu santri yang bernama Abdul hafidz
dia juga mengatakan.
Menyampaikan
sangat baik dan metode yang digunakan efektif yang mana guru menyuruh santri
musauwarah ketika masih ada waktu yang cukup, guru sangat aktif dan sangat
berperan ketika proses belajar mengajar, kalau peran santri menurut saya
standarlah kadang ada yang mendengarkan ada yang tidak pak, ada di antaranya Akhlaqul Banin dan Sullam Taufiq
kan kitab itu juga mengaju sama aklaq pak, kurang efektif dalam memahami
teksnya dikarnakan santri belum sepenuhnya menguasai dari kitab Ta’lῑm, ada di
antaranya sistem presentasi satu siswa menjadi penangung jawab yang lain
mendengar dan bertanya ketika tidak mengerti..[36]
Berdasarkan
hasil wawan cara yang dilakukan dengam salah satu satri Pondok Pesantren RU I,
IV dan V Ganjaran gondanglegi malang maka dapat di simpulkan bahwa pola
pebelajaran yang dilakukan oleh guru sudah mengacu kepada metode yang digunakan
oleh pengasug dan ustadz yang digunakan di pondok pesantren Ganjaran
Gondanglegi Malang, karena santri diberi kesempatan untuk bertanya dan
musauwaroh ketika materi pembelajarannya tidak di mengerti yang telah
disampaikan oleh guru pada santri.
2. Bagaimana
Implementasi Nilai-Nilai Etika Belajar Dalam Kitab Ta’lim Muta’lim di Pesantren
Ganjaran Gondanglegi Malang
Yang
dimaksud dengan Implementasi ialah penerapan santri yang dilakukan dalam
kesehari-harian di dalam pondok pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V ganjaran
Gondanglegi Malng, penerapan etika adalah salah satu tujuan utama dalam pondok
pesantren maka dari itu pengasuh beserta utadz mengadakan program yang mana hal
itu untuk membangun rasa kemauan santri untuk menerapkan etika yang baik yang
telah dianjurkan dalam pesanten dan kitab.
Sehubungan dengan ini, maka peneliti melakukan
wawancara langsung dengan salah satu Pengasug dan ustadz Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V Putra Desa ganjaran Gondanglegi Malang untuk mengetahui
solusi yang dilakukannya.
Pertama kali peneliti melakukan wawancara langsung
bersama salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra dengan Abdurrohim Sai’d yang menyatakan bahwa:
Implementasi santri di sini akan
di beri motivasi untuk menerapkan yang ada dalam Ta’lim itu juga termasuk mutu
utama dalam pesantren, ada lagi ubudiyah yang mana materinya tetntang peraktek
ibadah dan sholat walaupun tidak semua santri bisa mengimplementasikan semua
hal tesebut, etika terhadap meghormati ilmu sesuai dengan kitab Ta’lῑm
mengunakan sebaiknya dari hal yang kecil sampai pada hal yang besar, etika
santri pada guru sopan, santun pada guru contoh tidak bertanya pada saat guru
menjelaskan patuh pada guru, dan paling utama tidak membantah dauh guru atau
kiyai bahkan mengikuti undang-undang pndok, selain itu di pondok kami ada
program penyuratan izin yang sangat sulit semua itu untuk menerapkan tata
berizin dalam pesantren, berusaha untuk menjaga, merawat dan tidak menempatkan
kitab pada sembarangan tempat ada kaidah santri di pondok kami makin banyak
sasa’an maka baik bukan berarti tidak menghormati kitab, santri dalam
mengunakan jam belajar sangat baik yang telah di berikan waktu 50 samapi 1 jam
di situ semua belajar baik santri, guru juga belajar untuk bahan mengajar,
secara umum tetap berahlak baik dan menerima dengan baik dalam pembelajaran di
mulai sebisa mungkin sanriuntuk melakukan penerapan menghadap kiblat dalam Ta’lῑm
dan guru memeberi wejangan untuk menghormati kiblat baik dalam tidur biarpun
gak seluruh santri demikian.[37]
Kedua
kalinya peneliti melakukan wawancara dengan salah satu Pengasuh pondok
pesantren Miftahul Ulum RU IV Putra dengan Moh Ridwan yang menyatakan bahwa:
Penerapanya ya dalam keadaan
sehari-hari di pesantren dan insyaallah hampir emua santri menerapkan
nilai-nilai etika dalam Ta’lῑm, untuk menghormati ilmu dengan cara
mengimplemenetasikan nilai-nilai yang ada di dalam Ta’lῑm Muta’llῑm, contoh
sikap hormat ke pada Guru, menghargai teman, memuliakan Guru, menjaga nama baik
Guru, dan lain-lain, meletakkan kitab ya menempatkan pada tempatnya dan membawa
ktab dengan tangan kanan begitu juga ketika mengambil kitab juga dengan tangan
yang kanan, ya memamfaatkan waktu belajar semaksimal dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh pesantren, mengambil ilmu kepada yang lebih tua dengan cara
menghormati, menghargai dan memuliakan, sebagian besar pada saat kegiatan
belajar mengikuti atau menghadap kiblat dalam belajar tergantung lokasib tempat
belajar.[38]
ketiga atau yang terakhir peneliti
melakukan wawancara dengan salah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bukhori RU V
Putra dengan Muhammad Hasbullah Huda yang menyatakan bahwa:
Ya diterapkan dalam keseharian
dan di awasi oleh pengasuh dan pengurus biarpun tidak 100%, untuk menghormati
ilmu sebagian besar memiliki mutivasi belajar dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan ada sebagian kecil santri kurang mutivasi belajarnya sehingga
kurang minat terhadap ilmu pengetahuan, untuk meghormati guru mayoritas para
santri beretika kepada guru sebagaimana yang telah diajarkan biarpun tidak
seluruh santri demikian, sebagian santri menempatkan kitab sebagai bahan
penting biarpun sebagain perlu ada yang ditingkatkan, memanfaatkan dengan baik
pada waktu belajar, beretika dengan baik birpun tidak sepenuhnya, sesuai dengan
tempat belajarnya bisa jadi menghadap kibat bisa tidak.[39]
Selanjutnya
peneliti selain melakukan wawancara dengan Pengasuh peneliti juga meakukan
wawancara dengan ustadz pondok pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V Ganjaran
Gondanglegi Malang pertama peneliti melakukan wawancara dengan ustadz pondok
pesantren Raudlatul Ulmu dengan Ustaz Adurrosid dia menyatakan bahwa:
Pada realitanya implementasi
bebrbeda-beda ada yang baik ada yang tidak, sebaian santri relatif menghormati
ilmu sebagian besar tidak kebanyakan relatif tidak menghormati, untuk
menghormati guru relatif kurang karena santri berbeda antara satu dengan yang
lainnya begitu juga untuk etika menghormati kitab juga sama demikian, yntuk
memanfaatkan waktu belajar ada yang memang aktif ketika belum masuk kelas
dengan cara belajar pelajaran yang akan disampaikan ada yang pasif dalam ketika
belajar, menghormati pada orang yang lebih tua hampir 100% diterapkan karena
usia pengurus dan asatid lebih tua daripada santri, untuk menghormati kiblat
relatif yang lain kecuali jam wajib belajar 30 menit diam di musollah ia
dimungkinkan kepada santri untuk menghadap kiblat.[40]
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara
kedua dengan Ustadz pondok pesantren Miftahul Ulum Raudlatul Ulum Putra IV
dengna Ustadz Muslim. Beliau juga mengatakan bahwa:
Implementasinya di sini ada
kesenjangan karena berbeda pola ada santri yang condong pasif dari ilmu itu,
santri dalam ilmplemetasinya juga pasif faktornya dari metodenya, ketika santri
aktif maka cara penerapan implementasinya akan baik dan maksimal, kalau masalah
menghormati ilmu itu dengan cara belajar, kalau menghormati guru santri masih
separuh-separuh karna dalam proses pembelajarannya ada yang aktif dan pasif di
sinilah sehingga menimbulkan kurangnya ahlak santri kepada guru, kalau
menghormati kitab hanya sebagian santri saja yang mengikuti aturan-aturan yang
ada di dalam Ta’lim, pengunaan waktu belajar rata-rata dari santri yang ada
hanya sebatas mengikuti kegiatan tampan adanya peran aktif sehingga santri
cendrung mengikuti kegiatan disebabkan ada tekanan dari para pengurus,
mengambil ilmu kepada yang lebih tua itu karna santri rata-rata di bawah umur
(anak-anak) ya santri mengikuti apa yang dilakukan yang lebih tua bila yang tua
baik maka santri ikut baik, begitu juga sebalinya, malah menghormati kiblat
menyesuaikan ketika belajar saja ya ada yang menghadap timur, barat dan
sebagainya.[41]
Selanjutnya ketiga peneliti melakukan
wawancara dengan Ustadz Pondok Pesantren Al-Bukhorhi Raudlatul Ulum Putra V
dengan Ustadz Khoiri beliau juga
mengatakan Bahwa:
Kurang baik karna tidak ada
perbedaan antara santri dan guru sehinggga kurang kewibawaan seorang guru,
kalau masalah menghormati ilmu cukup
baiklah menurut saya, kalau menghormati guru ini yang sangat minim sekali karna
santri hormat pada guru ketika mengaji saja selain itu dari itu biasa-biasa
saja, dalam memuliakan kitab ini kurang baiklah karna masih saja ada yang
meletakkan kitab dibawah LKS sebenarnyakan gak boleh itu, kurang efektid dalam
dalam mengunakan waktu belajar yang diberikan banyak bergurau dari pada
belajar, termasuk baik kalau belajar kepada yang lebih tua biarpun gak
semuanya, kalau etika menghadap kiblat kurang diperhatikan yang penting enak
dan pas ya udah santri duduk saja gitu ajalah menurut saya.[42]
Berdasarkan hasil wawancara bersama Pengasuh dan Ustad
Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V Putra Desa Ganjaran Gondanglegi
Malang dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan nilai-nilai etika santri sangan
relatif yang diterapkan di pondok pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V Ganjaran
Gondanglegi Malang. Hal ini sesuai dengan ungkapan oleh Pengasuh beserta Ustadz
di tiga pesantren yang menyatakan bahwa memang sangat realita yang terjadi di
pondok pesantren sekarang ini dalam penerapan nilai-nilai etika yang ada di
dalam kitab Ta’lῑm Muta’llῑm sangat minim sekali diterapkan oleh santri hanya
sebagian saja yang menerapkannya sehinga seluruh santri tidak sampai 100% bisa
menerapkan nilai-nilai etika yang baik di pesantren, hal ini diakibatkan oleh
beberapa faktor pertama di antaranya yang di ungkaapkan oleh Ustadz RU IV, Muslim
beliau menyatakan bahwa dalam penerapan santri bisa tidak sesuai dengan apa
yang ada di dalam Kitab Ta’lῑm Muta’allῑm dikarenakan santri dalam mencermati
penjelasan guru ada yang pasif dan aktif apa bila santri aktif dalam kelas baik
dalam mendengarkan, mencermati dan bertanya ketika tidak mengerti maka santri
akan baik atau bisa menerapkan etika yang telah ditentukan dalam kitab Ta’lῑm
Muta’allῑm dan apa bila santri pasif dalam pembelajaran maka santri akan
cendrung dalam penenrapannya kurang baik dan tidak mengikuti aturan yang ada
dalam kitab Ta’lῑm Muta’allῑm. Yang kedua sesuai dengan yang di ungkapan oleh Pengasuh
RU V, H Muhammad Hasbullah Huda yang menyatakan bahwa faktor kurangnya santri
dalam penerapan etika yang ada di dalam kitab Ta’lῑm Muta’allῑm diakibatkan
kurangnya mutivasi dari Pengasuh dan Ustadz dalam saat proses belajar mengajar
dan hal ini mengakibatkan etika santri yang ada di pondok pesantren dikatakan
relatif kurang diterapkan oleh seluruh santri yang ada di pesantren, yang
ketiga diungkapakan oleh Pengasuh RU I Abdurrohim Sa’id yang menyatakan bahwa
dalam proses pembelajaran di dalam kelas santri sudah di beri mutivasi baik
oleh Pengasuh dan Ustadz namun hal tersebut belum bisa mencapai 100% dalam
penerapan etika santri dengan mengikuti aturan yang ada di dalam kitab Ta’lῑm
Muta’allῑm, selain dari paparan hasil wawancara dari tiga pesantren tersebut
peneliti juga menyajikan bukti melalui opservasi tentang etika santri baik pada
guru, etika pada penempatan kitab, etika membawa kitab, dengan melampirkan foto
atau gambar santri yang sangat relatif diterapkan oleh semua santri yang ada di
Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Ganjaran Gondanglegi Malang, di bawah ini bukti
opservasi yang dilakukan oleh peneliti.

Realatifnya beberapa santri untuk memperhatikan
keterangan guru.[43]

Realatifnya beberapa santri untuk berahlak dengan
baik ketika bersama guru.[44]

Relatifnya beberapa santri untuk memperhatikan
penempatan kitab yang baik.[45]

Realatifnya beberapa santri untuk memperhatikan
keterangan grur[46]

Relatifnya beberapa santri untuk ahlak memebawa
kitab dengan baik. [47]
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Pengasuh, Ustadz dan hasil Opservasi maka sudah makin jelas selain penjelasan
di atas bahwa memeng sangat relatif santri menerapkan nilai-nilai etika yang
ada dalam Ta’lῑm Muta’allim di pondok Pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V
Ganjaran Gondanglegi Malng.
Untuk mengetahui lebih pasti
tentang implementasi santri terhadap melakukan nilai-nilai etika kitab ta’lῑm santri
yang bearada di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Putri I, IV dan V Putra Desa
Ganjaran Gondanglegi Malang. Maka
peneliti melakukan wawancara bersama salah satu santri ketiga Pesantren
tersebut.
Peneliti
melakukan wawancara bersama santri Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I Putra dengan sayudi yang mengatakan bahwa:
Untuk penerapanya masih
separuh-separuh tidak semua santri menerapkannya, untuk menhormati ilmu itu ya
masih dalam tahap penyerapan ilmu itu sendiri dan mengamalkan ilmu yang sidah
di miliki, untuk menghormati guru patuh dan menghormati biarpun gak sepenuhnya
begitu, memuliakan kitan ya menempatkan pada tempatnya dan memuliakannya,
memanfaatkan wakru belajar santri mengunakan semaksimal mungkin msekipun ada
sebagian santri yang sibuk dengan keperluan masing-masing untuk etika kepada
yang lebih tua itu ya kita menghormati dan melaksanakan perintahnya bila itu
baik, untuk menghormati kiblat tergantung liat situasi tempat belajar santri
aja pak bisa menghadap bisa gak.[48]
Selanjutnya
peneliti melakukan wawancara bersama santri
Pondok Pesantren Raudlatul
Ulum IV Putra
dengan Lukman Hakim yang
menyatakan bahwa:
Masalah penerapannya ini hanya
sebagian saja dari kami yang bisa menerapkannya pak, kalau menghormati ilmu itu
ya dengan cara mengamalkan saja ilmu yang kita miliki pak, untuk menghormati
guru di pesantren ini hanya sebagian saja pak mungkin faktornya terlalu dekat
atau karena ada seumuran antara guru dan murid sehingga terjadi santri kurang
hormat kepa guru, kalau memuliakan kitab itu ya dengan cara menempatkan kitab
pada tempat yang pas pak atau selayaknya pak, sebagian santri ada yang
mengunakan waktu belajar itu untuk belajar dan ada juga sebagian yang digunakan
untuk tidur pak waktu belajar itu, kalau kepada orang yang lebih tua itu ya
dengan cara mengangungkannya walaupun kenyataannya di sini tidak semua santri
demikian, kalau etika menghadap kiblat gak begitu diperhatikan pak duduknya itu
sesuai dengan posisi di kelas saja ada yang menghadap ada yang tidak.[49]
Dan yang
terakhir peneli juga melakukan wawancara bersama santri Pondok Pesantren
Raudlatul Ulum V Putra dengan
Abdul Hafidz yang mengetakan
bahwa:
Ya diterapkan pak sesuai kitab
Ta’lim biarpun gak semuanya menerapkan,
kalau menghormati ilmu itu anuh pak dengan cara mengamalkan isi kitab tersebut,
kalau menurut saya etika kepada guru itu masih separuh-separuh ada yang sopan
ada yang tidak mungkin akbiat apa yang ada dalam kitab Ta’lim belum merasuk
kedalam hatinya, memuliakan kitab itu ya dengan cara merenungi isi kitab dan
memegangnya dala, keadaan suci, etika pada waktu belajar itu biasa-biasa ajalah
kadang efektif kadang tidak, kalau etika kepada yang lebih tua itu ya menjadi
pendengar yang baik ajalah, kalau etika menghadap kiblat masih murat marit
dalam artian gak teratur.[50]
Hasil wawancara bersama para santri yang mondok di
Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V Putra Desa Ganjaran Gondanglegi
Malang dapat disimpulkan bahwa penerapan
santri sangat relatif diterapkan oleh santri sesuai dengan yang diungkapakan
oleh Pengasug beserta Ustadz Pondok Pesantren Raudalatul Ulum I, IV dan V
ganjaran Gondanglegi Malang.
D.
Analisis
Data Mendalam
Menurut hasil wawancara dan observasi
yang peneliti lakukan mengenai metode
bandongan dan sorogan yang di pakai oleh pondok pesantren Raudlatul Ulum I, IV
dan V Putra Ganjaran Gondanglegi Malang sangat baik dan masih relevan digunakan
oleh kalangan pesantren dan letak kurang relatifnya santri untuk menerapkan
nilai-nilai etika yang baik itu di akibat oleh santri sendiri. Sesuai dengan
hasil wawancara dan observasi di antara relatifnya santri dalam menerapkan nilai-nilai
etika yang baik sesuai dengan kitab Ta’lῑm Mutallῑm diakibatkan beberapa faktor
: dikrnakan guru dan santri seumuran, lingkungan yang kurang memadai jarak
antara guru dan santri, dunia moderenisasi yang saat ini, yang paling menonjol sesuai
hasil observasi yang mengakibatkan santri kurang baik dalam beretika dengan
baik disebabkan kurangnya santri memeperhatikan guru di saat guru menyampaikan
pelajaran maka santri akan cendrung tidak mengerti dan tidak bisa menerapkan
nilai-nilai etika yang baik yang telah di sampaikan oleh guru. Maka dampaknya
santri tidak akan bisa bersosialisasi sesuai dengan kitab Ta’lῑm Muta’allῑm
yang ada.
Berdahasarkan paparan hasil wawancara
dan obsevasi di atas maka sudah jelas bahwa nilai-nilai etika santri di pondok
pesantren Raudlatul Ulum I, IV dan V sangat relafit diterapkan baik ahlaq
mengormati ilmu, menghormati guru, memuliakan kitab, memanfaatkan waktu
belajar, mengambil pelajaran kepada yang lebih tua dan menghapat kiblat. Hal
ini bisa terjadi dikarnakan beberapa faktor yang telah di sebutkan di atas.
[1]
Pondok Pesantren Raudlatul
Ulum I, Jurnal Latansa Laporan Tahunan Pesantren (Malang: RU I Press
2013) halaman. 4
[2] Ibid. Halaman 5
[3] Ibid. halaman 5
[4]
Ibid. halaman 10
[9] Pondok Pesantren Miftahul Ulum
IV. Sejarah Pesantren (ttp.2014) halaman 2
[10]
Muslim Wawancara (03
Februari 2014)
[11]
Muslim Wawancara (03
Februari 2014)
[14] Miftahul Ulum IV. Sejarah halaman
2
[15] Muslim Wawancara dan jadwal
(03 Februari 2014)
[17]
Pondok Pesantren Al-Bukhori
V. Sejarah Singkat Pesantren (ttp.2014) halaman. 1
[18] Ibid. halaman 2
[19] Ibid. halaman. 1
[25]
Sugiono, Metode
penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif, R & D. (Bandung,
penerbit Alfabeta, 2011). halaman.:138
[26] Abdurrohim
Said Wawancara (08 Februari 2014)
[27]
Moh
Ridwa Wawancara (05 Februari 2014)
[28] Muhammad Hasbulloh Huda Wawancara
(31 Januari 2014)
[29] Abdurrosid
Wawancara (06 Februari 2014)
[30] Muslim Wawancara (03
Februari 2014)
[31] Khoiri Wawancara (31
Januari 2014)
[32]
syamsul
josh “Pengertia Metode Bandongan”, http://syamsuljosh.blogspot.com, (diakses Tangal 6 june,
2012)
[33] MuFe El-Bageloka “ Pengertian Metode
Sorongan”, http://ferigramesa.blogspot.com
(diakses 15 Mei 2013)
[34] Sayudi Wawancara (06
Februari 2014)
[35]
Lukman Hakim Wawancara
(03 Februari 2014)
[36] Abdul Hafidz Wawancara
(31 Januari 2014)
[37]
Abdurrohim Said Wawancara
(08 Februari 2014)
[38]
Moh Ridwa Wawancara (05
Februari 2014)
[39]
Muhammad Hasbulloh Huda Wawancara
(31 Januari 2014)
[40] Abdurrosid Wawancara (06
Februari 2014)
[41] Muslim Wawancara (03
Februari 2014)
[42] Khoiri Wawancara (31
Januari 2014)
[43] Observasi. (03 Februari
2014)
[46] Observasi (06 Februari
2014)
[48] Sayudi Wawancara (06 Februari 2014)
[49] Lukman Hakim Wawancara
(03 Februari 2014)
[50]
Abdul Hafidz Wawancara
(31 Januari 2014)



0 Komentar "pola pembelajaran ta'lim BAB IV"